Dibalut katalis negatif, harga tembaga terkoreksi



JAKARTA. Tingginya pasokan tembaga di London Metal Exchange dan kuatnya posisi USD di pasar global jadi pengganjal pergerakan harga komoditas logam industri ini.

Mengutip Bloomberg, Kamis (22/12) pukul 11.24 am di Shanghai, harga tembaga kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange tergerus 0,30% di level US$ 5.498 per metrik ton dibanding hari sebelumnya. Tercatat dalam sepekan terakhir, harga tembaga sudah mengempis 4,08%.

Ibrahim, Direktur PT Garuda Berjangka mengungkapkan koreksi ini wajar terjadi mengingat penjualan properti di China yang mengalami perlambatan. Dilaporkan National Bureau of Statistics, penjualan di November 2016 hanya tumbuh 16% atau merupakan level terkecilnya selama tahun 2016.


Padahal di Oktober 2016 kemarin pertumbuhan penjualan mencapai 38%. “Artinya kan ada kebutuhan tembaga yang ikut menipis, maka tidak heran pasokan jadi melonjak,” tutur Ibrahim.

Memang stok tembaga di LME sepanjang 12 – 19 Desember 2016 kemarin naik tajam 62% dan menjadi gambaran bahwa kelebihan pasokan masih akan terus membayangi pergerakan harga hingga tutup tahun nanti.

Tekanan juga datang dari keunggulan USD. Pasca pandangan ekonomi The Fed yang hawkish pada 2017 mendatang, harga komoditas tenggelam di hadapan USD yang perkasa, hal ini pun tentunya ikut berimbas pada harga komoditas logam industri termasuk tembaga.

Melambatnya aktivitas ekonomi terutama sektor industri dan manufaktur di Eropa juga turut membebani harga. “Eropa mewaspadai pemilu nasional yang terjadi di banyak negara pada pertengahan 2017 mendatang, selama situasi politik tidak stabil maka ekonomi akan melambat,” jelas Ibrahim.

Padahal Eropa termasuk salah satu konsumen terbesar tembaga setelah China dan AS. Hal ini yang lantas mengarahkan Ibrahim pada perkiraan harga tembaga yang akan lanjutkan koreksi di akhir pekan nanti.

“Jika data pertumbuhan ekonomi AS kuartal tiga 2016 benar tumbuh positif seperti dugaan, maka koreksi akan tetap mengintai tembaga Jumat (23/12),” tebakan Ibrahim.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto