Dibangun Tahun Depan, Bappenas Usul Biaya LRT Bali Pakai Pinjaman Dalam Negeri



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Suharso Monoarfa angkat bicara terkait sumber pembiayaan pembangunan proyek Lintas Raya Terpadu (LRT) Bali. 

Diketahui, proyek LRT Bali ditargetkan sudah mulai dibangun tahun depan, dengan target penyelesaian selama tiga tahun. Namun hingga kini sumber pembiayaan proyek LRT masih belum final. 

Suharso mengatakan pihaknya sudah mengusulkan agar proyek LRT Bali bisa dibiyai dengan Pinjaman Dalam Negeri (PDN) agar pembangunan bisa segera dilakukan. Pihaknya mengaku bahwa usulan tersebut sudah disampaikan kepada Pemprov Bali dalam kunjungannya beberapa waktu lalu. 


Baca Juga: LRT Bali Ditargetkan Bisa Ground Breaking Tahun Depan

"Pembiayaan kita mengusulkan ada yang dari PDN untuk right off way," kata Suharso saat ditemui di Kantor Bappenas, Senin (9/10). 

Selain itu, usulan lainnya yaitu bekerja sama dengan BUMN, BUMD dan swasta yang memungkinkan akan terlibat dalam skema kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU). 

Pihaknya juga menegaskan, untuk sementara belum ada rencana menggunakan investor asing. Sehingga PT KAI (Persero) nantinya akan jadi perusahaan tunggal pengelola LRT Bali. 

"(ga ada investor asing) kita kan sudah ada pengalaman dengan LRT Jabodetabek," ujar Suharso. 

Namun demikian pihaknya tidak mau menyebut secara rinci berapa jumlah pendanaan yang dibutuhkan untuk pembangunan LRT Bali ini. 

Baca Juga: Soal Usulan Pembangunan LRT Bawah Tanah di Bali, Kemenhub: Masih Dikaji

Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan saat ini tengah melakukan studi kelayakan (feasibility study/FS) bagi pembangunan LRT Bali. 

Studi kelayakan tersebut didanai melalui skema bantuan atau Official Development Assistance (ODA) dari Korea Selatan (Korsel).

"Sementara untuk pendanaan konstruksinya akan dilakukan melalui skema KPBU,” ucap Budi dalam keterangan tertulis, Rabu (31/5). 

Uji kelayakan memuat beberapa hal termasuk rencana pembangunan LRT di Bali yang diusulkan untuk dibangun secara under ground atau dengan konsep bawah tanah. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .