KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri petrokimia dalam negeri tengah menghadapi tekanan berat akibat risiko membanjirnya produk asal China. Kondisi ini merupakan imbas dari perang dagang, khususnya penerapan bea masuk tambahan oleh Amerika Serikat (AS). Dengan adanya tarif baru tersebut, industri petrokimia global yang banyak bergantung pada China sebagai produsen terbesar ikut terancam. Produk asal Negeri Tirai Bambu pun berpotensi mengalihkan pasar ke Asia Selatan, Thailand, Malaysia, Vietnam, hingga Indonesia. Sekretaris Jenderal Asosiasi Industri Olefin, Aromatik dan Plastik Indonesia (Inaplas), Fajar Budiono, mengungkapkan impor petrokimia dari China ke Indonesia sudah melonjak hampir dua kali lipat dalam dua tahun terakhir.
Dibanjiri Produk China, Industri Petrokimia Indonesia Tertekan
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri petrokimia dalam negeri tengah menghadapi tekanan berat akibat risiko membanjirnya produk asal China. Kondisi ini merupakan imbas dari perang dagang, khususnya penerapan bea masuk tambahan oleh Amerika Serikat (AS). Dengan adanya tarif baru tersebut, industri petrokimia global yang banyak bergantung pada China sebagai produsen terbesar ikut terancam. Produk asal Negeri Tirai Bambu pun berpotensi mengalihkan pasar ke Asia Selatan, Thailand, Malaysia, Vietnam, hingga Indonesia. Sekretaris Jenderal Asosiasi Industri Olefin, Aromatik dan Plastik Indonesia (Inaplas), Fajar Budiono, mengungkapkan impor petrokimia dari China ke Indonesia sudah melonjak hampir dua kali lipat dalam dua tahun terakhir.