KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi akan bergerak fluktuatif di tengah sejumlah sentimen, di antaranya ekspektasi pelemahan rupiah dan sentimen negatif dari kekhawatiran resesi global di kuartal pertama 2023. Namun, Tim Riset RHB Sekuritas meyakini IHSG akan cenderung menguat pada paruh kedua 2023, seiring membaiknya kondisi ekonomi makro. Tren belanja konsumen akan kembali normal pada akhir tahun ini, setelah dampak kenaikan upah minimum terealisasi dan dampak inflasi mereda.
Menyusul kenaikan BI 7-Day Reverse Repo Rate (7DRRR) yang agresif belakangan ini, RHB Sekuritas memperkirakan suku bunga Bank Indonesia (BI) akan naik sebesar 50 basis poin (bps) pada 2023. Baca Juga: IHSG Menguat ke 6.801,9 di Akhir Sesi Pertama Hari Ini, Sektor Perindustrian Melesat Pergerakan suku bunga BI kemungkinan akan sejalan dengan ekspektasi tren suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS), yakni Federal Reserve. The Fed kemungkinan akan melonggarkan kebijakan pengetatan moneter pada paruh kedua 2023, yang akan mengurangi selisih antara obligasi pemerintah Indonesia dengan tenor 10 tahun dan imbal hasil treasury AS 10 tahun. Langkah pelonggaran kebijakan moneter juga diharapkan dapat memperkuat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada paruh kedua tahun ini, yang bakal berdampak positif bagi perekonomiamn secara keseluruhan. Pada semester pertama 2023, RHB memperkirakan rupiah akan diperdagangkan di kisaran Rp 15.500- Rp 16.000 per dolar AS. Nilai tukar rupiah diperkirakan akan menguat terhadap dolar pada paruh kedua 2023, yakni di kisaran Rp 15.000- Rp 15.500. RHB Sekuritas menargetkan IHSG akan berada di level 7.450 pada akhir tahun 2023.