KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah kembali terkoreksi dalam penutupan perdagangan Rabu (24/10) walaupun sudah sempat menguat beberapa jam sebelumnya. Di pasar spot, mata uang Garuda terkoreksi tipis 0,03% dan berada di level Rp 15.197 per dollar Amerika Serikat (AS). Sedangkan, rupiah justru mengalami penguatan 0,10% menjadi Rp 15.193 per dollar AS dalam data kurs tengah versi Bank Indonesia (BI). Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan, pergerakan rupiah masih diiringi seputar isu-isu di Eropa terkait politik di Italia soal defisit anggarannya yang masih bermasalah dengan Uni Eropa. Pasalnya defisit fiskal anggaran Italia tahun depan menjadi 2,4% dari produk domestik bruto (PDB). Angka tersebut melonjak tajam dari usulan pemerintahan sebelumnya sebesar 0,8%. “Lalu terkait harga minyak yang sedikit menurun paska Saudi Arabia yang mengatakan akan menutup kekurangan pasokan yang terjadi di pasar akibat diputusnya pasukan dari Iran. Itu juga yang membuat mata uang global melemah terhadap dollar,” jelasnya.
Dibayangi berbagai faktor eksternal, rupiah diprediksi masih fluktuatif pekan ini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah kembali terkoreksi dalam penutupan perdagangan Rabu (24/10) walaupun sudah sempat menguat beberapa jam sebelumnya. Di pasar spot, mata uang Garuda terkoreksi tipis 0,03% dan berada di level Rp 15.197 per dollar Amerika Serikat (AS). Sedangkan, rupiah justru mengalami penguatan 0,10% menjadi Rp 15.193 per dollar AS dalam data kurs tengah versi Bank Indonesia (BI). Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan, pergerakan rupiah masih diiringi seputar isu-isu di Eropa terkait politik di Italia soal defisit anggarannya yang masih bermasalah dengan Uni Eropa. Pasalnya defisit fiskal anggaran Italia tahun depan menjadi 2,4% dari produk domestik bruto (PDB). Angka tersebut melonjak tajam dari usulan pemerintahan sebelumnya sebesar 0,8%. “Lalu terkait harga minyak yang sedikit menurun paska Saudi Arabia yang mengatakan akan menutup kekurangan pasokan yang terjadi di pasar akibat diputusnya pasukan dari Iran. Itu juga yang membuat mata uang global melemah terhadap dollar,” jelasnya.