KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Adi Sarana Armada Tbk (
ASSA) sepanjang semester satu 2022 ditopang bisnis anak usahanya, PT Tri Adi Bersama alias Anteraja. Pendapatan dari jasa pengiriman menjadi kontributor pertama dengan nilai Rp 1,87 triliun. Adapun ASSA secara total mengantongi pendapatan senilai Rp 3,17 triliun di semester pertama 2022. Pendapatan Adi Sarana Armada melesat 50,23%. Junior Research Associate Henan Putihrai Sekuritas, Ezaridho Ibnutama menilai kinerja ASSA secara kuartalan masih belum maksimal seiringan dengan penurunan profitabilitas segmen jasa pengiriman.
"Penurunan profitabilitas segmen pengiriman jasa ini sebagai akibat dari pembayaran satu kali Anteraja untuk mengubah kurir berbasis kontrak menjadi mitra," kata dia kepada Kontan.co.id, Senin (5/9).
Baca Juga: Kinerja Adi Sarana Armada (ASSA) Tumbuh di Semester I-2022, Cek Rekomendasi Sahamnya Kinerja kuartalan ASSA yang kurang baik itu tercermin dari
run-rate EBIT kuartal kedua 2022 ke penurunan semester pertama 2022 menjadi hanya 30% dibandingkan
run-rate EBIT kuartal kedua 2021 ke semester pertama 2021 sebesar 52%. "Namun, kami tetap mendukung ASSA karena kemungkinan lonjakan volume pengiriman paket menjelang akhir tahun dan neraca yang kuat menyusul penerbitan obligasi konversi tahun lalu," imbuh dia. Dalam riset tertanggal 30 Mei 2022, Analis Samuel Sekuritas Farras Farhan mencermati keberhasilan Anteraja dalam mengirim rata-rata 1 juta parsel per hari pada 2021, bisa menjadi tren positif perusahaan. Apa lagi, lanjut Farras, ada dorongan dari kolaborasi dengan pemain
retail dan
e-commerce. Asal tahu saja, Anteraja memasang volume pengiriman hingga 1,5 juta parsel per hari pada akhir 2022.
Baca Juga: Kinerja Adi Sarana Armada (ASSA) Dibayangi Tekanan Kenaikan Harga BBM Namun dia melihat ASSA termasuk Anteraja akan menghadapi beberapa tantangan. Pertama, kenaikan harga bahan baku bensin yang berdampak pada beban pengiriman.
"Serta potensi kenaikan suku bunga yang akan berdampak pada tingkat konsumsi masyarakat kepada
e-commerce dan toko
retail," tulis dia dalam risetnya. Tak hanya menghantui kinerja Anteraja, kenaikan suku bunga dapat mengganggu penjualan dan lelang mobil bekas anak usaha ASSA, PT Autopedia Sukses Lestari Tbk (
ASLC). Adapun Samuel Sekuritas menyematkan rekomendasi beli dengan target harga Rp 2.600 per saham dengan menggunakan valuasi SOTP. Sementara, Henan Putihrai Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli ditarget Rp 2.000 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati