KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kemampuan perbankan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan asetnya atau return on asset (ROA) mulai membaik. Hal ini terlihat dari data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dimana ROA industri perbankan hanya naik sebanyak 3 bps menjadi 2,69% per Juli 2024 dari bulan Juni lalu yang sebesar 2,66%. Namun angka tersebut terkoreksi sebesar 6 bps secara tahunan (year on year/yoy) dari periode tahun lalu yang sebesar 2,75% per Juli 2024. Meski demikian, sejumlah bankir mengaku tekanan ROA perbankan masih membayangi perbankan. Hal ini seiring dengan tren era bunga tinggi yang masih menjadi tantangan.
Baca Juga: OJK Resmi Terbitkan POJK Transparansi Suku Bunga Dasar Kredit Direktur Utama PT BPD Jawa Barat dan Banten Tbk (bjb) Yuddy Renaldi mengatakan, selain suku bunga tinggi, risiko kredit yang meningkat juga masih menjadi tantangan tahun ini. "Namun demikian perbankan terus melakukan rebalancing baik dari dana pihak ketiga maupun komposisi kreditnya, sehingga ROA ada sedikit kenaikan meskipun masih tipis," ungkap Yuddy kepada Kontan, Selasa (10/9). Lebih lanjut Yuddy mengatakan, per Juli 2024 Bjb mencatat ROA meningkat sekitar 7 bps dari posisi Juni yang sebesar 0,92%. Kedepan, Yuddy menyebut tekanan ROA akan berkurang seiring dengan ekspektasi tinggi akan turunnya bunga acuan dalam waktu dekat, serta didukung sisi aset kualitas kredit dapat terjaga dengan baik. "Apabila hal tersebut terkelola saya kira ROA dapat terjaga sampai dengan akhir tahun, tidak lagi ada tekanan tambahan, sebaliknya ada harapan untuk membaik sampai dengan akhir tahun," ungkap Yuddy. Senada, Presiden Direktur PT Bank CIMB Niaga Tbk Lani Darmawan mengatakan, pihaknya optimis dapat menjaga ROA di tingkat yang stabil hingga akhir tahun 2024. "Saya kira kami pertahankan stabil di 2,6% sampai akhir tahun," ungkap Lani kepada Kontan, Rabu (11/9).
Baca Juga: Biaya Dana Menekan Profitabilitas Perbankan Sejalan dengan itu, Kualitas asset Bank CIMB Niaga membaik seiring dengan tetap tumbuhnya kredit, dan pendapatan profit yang juga sehat. "Sehingga ke depannya kami akan konsisten di prudent growth untuk lending, berfokus ke UKM dan retail dan menjaga likuiditas lewat pertumbuhan CASA (dana murah)," ungkap Lani
Di sisi lain, Wakil Direktur Utama PT Bank Sayriah Indonesia Tbk (BSI) Bob Tyasika Ananta mengatakan, meski saat ini ada isu ekonomi kelas menengah yang tertekan, namun pihaknya optimis bisa menjaga ROA dan kualitas pembiayaan untuk meningkatkan pertumbuhan kinerja laba di kisaran dua digit hingga akhir tahun 2024. "Harapannya bahkan laba akhir tahun bisa naik dua kali lipat dari yang sekarang (semester I) Rp 3,39 triliun," ungkap Bob saat ditemui di acara Islamic Leadership Confference, Rabu (11/9). Adapun dengan kondisi saat ini, BSI bakal menyasar segmen-segmen yang masih potensial, serta menjaga kualitas pembiayaan. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi