Dibayangi corona, tingkat NPL Pegadaian berpotensi naik



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyebaran virus corona (Covid-19) membayangi bisnis PT Pegadaian (Persero). Penutupan sejumlah gerai hingga pembatasan layanan berpotensi mengerek tingkat kredit bermasalah alias non performing loan (NPL).

Direktur Pemasaran dan Pengembangan Produk Pegadaian Harianto Widodo mengatakan, hingga saat ini rasio NPL belum naik signifikan. Per Maret 2020, rasio NPL berada di atas level 2% atau naik dari realisasi 2019 sebesar 1,75%.

“Kalau NPL memang saat ini belum signifikan naik tapi ke depan tentunya akan naik. Kalau tidak salah, sekarang NPL sudah lewat sedikit dari 2%,” kata Harianto kepada Kontan.co.id, Selasa (24/3).

Baca Juga: Cegah penyebaran corona, Pegadaian tutup sementara 394 outlet di Jakarta

Dengan kondisi tersebut, gadai pelat merah ini tengah melakukan evaluasi serta fokus melakukan upaya untuk mengurangi dampak corona terhadap bisnis. Hal ini diiringi perhitungan bisnis secara matang untuk memastikan apakah akan melakukan revisi target atau tidak.

“Revisi target saat ini belum dipikirkan. Untuk ke depan, target Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2020, masih kami amati sesuai kondisi lapangan,” ujar Harianto.

Seperti diketahui, Pegadaian menargetkan outstanding loan sebesar Rp 54,5 triliun tahun ini. Jumlah tersebut meningkat 8,34% dibandingkan realisasi 2019 yakni Rp 50,3 triliun.

Baca Juga: Terapkan kebijakan WFH, Pegadaian pastikan layanan berjalan normal

Pegadaian juga terbantu oleh relaksasi yang ditetapkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berupa penundaan lelang barang jaminan dan pembayaran angsuran nasabah. Guna mengantisipasi dampak corona berkepanjangan, Pegadaian mulai memaksimalkan layanan Pegadaian Digital Services (PDS).

Kehadiran layanan tersebut diharapkan mempermudah transaksi tanpa harus datang ke kantor cabang atau unit layanan Pegadaian. Di antaranya layanan membuka tabungan emas, gadai tabungan emas, perpanjang gadai, pelunasan gadai, membayar angsuran hingga melakukan top up tabungan emas.

Berkat strategi itu, transaksi digital Pegadaian meningkat walaupun Harianto belum bisa mengungkapkan berapa nilai kenaikannya. Pemasaran digital merupakan kanal pemasaran selain gerai, keagenan, tenaga penjualan profesional serta marketing executive.

Atas hal itu, Pegadaian masih berharap bisnis tahun ini tumbuh dobel digit dengan menggandeng banyak mitra serta memaksimalkan layanan seperti gold card, produk digital learning, gadai credit scoring dan customer get customer.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati