Dibayangi Inflasi, Cermati Rekomendasi Saham Emiten Ritel Berikut ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mayoritas emiten di bisnis ritel mampu mencetak pertumbuhan kinerja pada semester pertama 2022. Dari laporan keuangan yang telah terbit sejauh ini, penjualan kompak naik, meski raihan bottom line masih bervariasi.

Sebagai gambaran, emiten dengan produk ritel yang terdiversifikasi, PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) punya kinerja apik. Pendapatan bersih MAPI naik 34,06% menjadi Rp 12,24 triliun, dengan lonjakan laba bersih 279,52% ke angka Rp 1,03 triliun.

Harga saham MAPI pun merangkak naik hingga sempat ke atas level Rp 1.000 pada pertengahan Agustus. Secara year to date (YtD) atau sejak awal tahun, harga saham MAPI menguat 38,03%, dan Selasa (30/8) ini menguat 1,03% ke harga Rp 980.


Pertumbuhan kinerja juga dialami oleh PT Catur Sentosa Adiprana Tbk (CSAP). Emiten yang bergerak di bidang usaha distribusi dan ritel modern bahan bangunan ini mencetak pendapatan Rp 7,07 triliun atau naik 10,12% secara year on year (YoY) atau secara tahunan.

Sepanjang semester pertama 2022, laba bersih CSAP mengalami lonjakan 41,80% menjadi Rp 112,62 miliar. Saham CSAP pun bergerak di area hijau, dengan kenaikan YtD 71,43% dan pada hari ini ditutup menguat 1,20% ke harga Rp 840.

Baca Juga: Simak Proyeksi IHSG dan Rekomendasi Saham untuk Perdagangan Rabu (31/8)

Emiten ritel lain yang mendapatkan apresiasi pasar adalah PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) yang mencetak kenaikan 67,08% secara YtD.  Sementara itu, gerak saham sejumlah emiten ritel masih berada di zona merah. Misalnya saja PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) yang sejak awal tahun turun 43,36%. Hari ini harga saham ACES menguat tipis 0,69% ke harga Rp 725. 

Kemudian ada PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) yang harga sahamnya anjlok 56,22% sejak awal tahun 2022. Meski hari ini harganya melonjak naik 6,74% ke level Rp 190.

Sedangkan gerak harga saham PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) mulai merangkak naik dalam sebulan terakhir, meski dengan rentang terbatas di 5,26%. Hari ini harga saham RALS melemah 0,83% ke harga Rp 600.

Baca Juga: Prospek Apik, Intip Rekomendasi Saham BBTN

Analis Fundamental B-Trade Raditya Krisna Pradana menyoroti bahwa kinerja bisnis mayoritas emiten ritel bisa tumbuh sejalan dengan pulihnya aktivitas masyarakat. Terlebih, pemulihan ekonomi pada paruh pertama 2022 relatif terjaga, ditambah dorongan dari momentum Idul Fitri dan mudik lebaran.

Tapi pada semester kedua, situasinya bisa berbeda. Ada sejumlah tantangan di tengah perkembangan makro ekonomi saat ini. Seperti lonjakan inflasi dan harga barang, serta kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang bisa berefek pada daya beli masyarakat.

"Kemungkinan daya beli masyarakat akan mengalami penurunan, dan lebih fokus pada kebutuhan pokoknya. Hal ini bisa menjadi katalis negatif bagi emiten ritel," kata Raditya kepada Kontan.co.id, Selasa (30/8).

Baca Juga: Kinerja Emiten Poultry Prospektif, Simak Rekomendasi Saham JPFA, CPIN dan MAIN

Financial Expert Ajaib Sekuritas, M. Julian Fadli punya catatan yang sama. Tingginya inflasi mempengaruhi optimisme konsumen dalam berbelanja, tercermin dari penurunan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indonesia secara bulanan dari 128,2 menjadi 123,2 pada bulan Juli.

Secara jangka pendek, kenaikan harga BBM oleh pemerintah diprediksi akan berdampak terhadap emiten ritel. Respons yang diberikan oleh beberapa perusahaan biasanya menyesuaikan produksi agar kenaikan harga BBM tidak secara langsung berdampak pada capaian margin.

Kabar baik di tengah situasi ini, pemerintah pun akan kembali menggelontorkan Bantuan Langsung Tunai (BLT). "Dukungan pemerintah juga akan membantu emiten ritel seperti program BLT untuk memicu daya beli masyarakat tetap terjaga," sebut Fadli.

Dalam kondisi seperti ini, Fadli menyarankan investor untuk memperhatikan emiten ritel dengan segmen pasar middle to high income, seperti ACES dan MAPI yang lebih punya daya tahan terhadap tekanan inflasi.

Baca Juga: Pendapatan Bersih Gojek Tokopedia (GOTO) Melejit 73,21% di Semester I 2022

Secara historis, Fadli punya catatan. Pada tahun 2013 inflasi Indonesia mencapai 8,8%, namun pendapatan ACES tumbuh 20,8% di tahun yang sama. Sementara itu, MAPI di sepanjang tahun 2013 juga mencatatkan pertumbuhan pendapatan positif sebesar 30,33%.

"Mengacu data historis tersebut, proyeksi saham emiten ritel ke depan masih sangat potensial untuk kembali mencatatkan pertumbuhan yang positif," sebut Fadli.

Head of Research Jasa Utama Capital Sekuritas Cheryl Tanuwijaya memperkirakan dengan sejumlah tantangan yang menghadang, kinerja emiten ritel akan bergerak cenderung konsolidasi. Kecuali emiten yang ditopang dengan posisi keuangan kuat serta kriteria bisnis yang sesuai dengan kondisi saat ini.

Cheryl menjagokan MAPI dan AMRT. Menurutnya, bisnis MAPI masih prospektif dengan sebaran lokasi gerai di pusat perbelanjaan dan pengembangan digitalisasi. Sedangkan AMRT punya jaringan kuat Alfamart yang bisa menjangkau pasar lebih luas.

Rekomendasi Cheryl, saham MAPI bisa dikoleksi dengan target harga di Rp 1.050. AMRT juga layak dibeli untuk target harga di Rp 2.100.

Baca Juga: Begini Prospek Emiten Ritel di Tengah Potensi Kenaikan Harga BBM

Sementara itu, Analis Teknikal MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menyarankan pelaku pasar untuk mencermati saham MAPI dan RALS. Saran Herditya, speculative buy untuk MAPI dengan support di Rp 955 dan resistance pada Rp 1.035.

Bila masih mampu bertahan di atas support, area resistance bisa dicermati sebagai target terdekat saham MAPI. Sedangkan rekomendasi RALS adalah buy on weakness dengan support di Rp 570 dan resistance pada Rp 620. 

"Masih ada tanda-tanda penguatan dari sisi MACD dan Stochastic, bila mampu menembus resistance maka RALS diperkirakan uji area 660," terang Herditya.

Adapun Raditya menjagokan ACES dan MPPA. Rekomendasi terhadap kedua saham tersebut adalah buy on weakness dengan target masing-masing di Rp 935 dan Rp 270.

Baca Juga: Kinerja Kuartal II Memuaskan, Ini Rekomendasi Saham-saham Jagoan Samuel Sekuritas

Sedangkan Fadli merekomendasikan buy untuk CSAP dengan target harga di Rp 880 dan support pada area Rp 790. Pertimbangkan cut loss, apabila menembus support kuat pada Rp 770.

Selanjutnya, AMRT masih menarik dilirik dengan target harga pada area resistance di Rp 2.150 dan support psikologis pada level Rp 2.000. Pertimbangkan cut loss apabila break support selanjutnya di level Rp 1.970.

Kemudian, saham MAPI bisa dikoleksi dengan strategi buy on weakness. Target harga pada resistance area Rp 1.030, dan support pada level Rp 970. Pertimbangkan cut loss apabila break support selanjutnya di Rp 950.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati