KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tantangan perbankan dalam menjaga kualitas aset semakin berat di tengah peningkatan ketidakpastian ekonomi global dan juga domestik. Pelemahan nilai tukar rupiah dan kenaikan suku bunga berpotensi mendorong rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) perbankan. Tantangan tersebut termasuk dihadapi bank digital. Potensi peningkatan NPL terutama akan dihadapi bank-bank yang punya permodalan tidak terlalu kuat. Namun, bank digital yang melakukan diversifikasi portofolio dan memiliki permodalan solid dinilai akan mampu bertahan terhadap potensi kenaikan NPL. Hosianna Evalita Ekonom Panin Sekuritas mengatakan penyaluran kredit di kuartal IV yang secara siklus cenderung meningkat menghadapi tantangan yang cukup berat. Apalagi suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) sudah kembali naik, ditambah nilai tukar rupiah juga masih lemah.
Dibayangi Kenaikan NPL, Bank Digital Harus Melakukan Diversifikasi Portofolio
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tantangan perbankan dalam menjaga kualitas aset semakin berat di tengah peningkatan ketidakpastian ekonomi global dan juga domestik. Pelemahan nilai tukar rupiah dan kenaikan suku bunga berpotensi mendorong rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) perbankan. Tantangan tersebut termasuk dihadapi bank digital. Potensi peningkatan NPL terutama akan dihadapi bank-bank yang punya permodalan tidak terlalu kuat. Namun, bank digital yang melakukan diversifikasi portofolio dan memiliki permodalan solid dinilai akan mampu bertahan terhadap potensi kenaikan NPL. Hosianna Evalita Ekonom Panin Sekuritas mengatakan penyaluran kredit di kuartal IV yang secara siklus cenderung meningkat menghadapi tantangan yang cukup berat. Apalagi suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) sudah kembali naik, ditambah nilai tukar rupiah juga masih lemah.