KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah ditutup melemah pada hari pertama pekan ini. Senin (28/10), di rupiah ditutup di level Rp 15.724 per dolar Amerika Serikat (AS). Ini membuat rupiah melemah 0,49% dibandingkan dengan penutupan Jumat (25/10) di level Rp 15.647 per dolar AS. Tidak jauh berbeda, pergerakan rupiah di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia juga ditutup melemah pada level Rp 15.729 per dolar AS. Rupiah Jisdor melemah 0,63 dibandingkan penutupan perdangangan Jumat lalu.
Research & Education Coordinator Valbury Asia Futures Nanang Wahyudin mengatakan pelemahan rupiah hari ini dipicu meningkatnya tensi politik di Timur Tengah.
Kabar mengenai serangan udara Israel ke Iran membuat pasar makin cemas terhadap serangan balasan yang nantinya semakin besar. Banyaknya korban sipil dan perluasan area konflik membuat pelaku pasar beralih untuk memburu dolar. Namun di satu sisi perburuan dolar pekan ini akan dibayangi oleh serangkaian data ekonomi penting, di antaranya data ketenagakerjaan seperti JOLTS, ADP EMployment CHange dan Non Farm Payroll. Adapun semua data tersebut diproyeksikan melambat.
Baca Juga: Rupiah Spot Ditutup Melemah ke Rp 15.724 Per Dolar AS Pada Hari Ini (28/10) "Terlihat pelaku pasar melakukan aksi antisipasi dengan menguatnya indeks dolar dan bertahan di atas 104. Sementara rupiah tengah dihadapkan pada penembusan area resisten 15.700 maka ruang pelemahan lanjutan bisa kembali ke 15.820," ucap Nanang kepada KONTAN, (28/10). Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengungkapkan meningkatnya ketidakpastian atas pemilihan presiden AS membuat dolar lebih diuntungkan. "Para pedagang sebagian besar condong ke dolar AS untuk mengantisipasi pemilihan presiden 2024 yang tinggal seminggu lagi," jelas Ibrahim, (28/10). Selain itu, arus masuk ke dolar AS juga didorong oleh ekspektasi meningkatnya ketidakpastian politik di Jepang, setelah koalisi yang dipimpin oleh Partai Demokrat Liberal kehilangan mayoritas parlementernya dalam pemilihan akhir pekan.
Baca Juga: Rupiah Terus Melemah ke Rp 15.732 Per Dolar AS Pada Tengah Hari Ini 28 Oktober 2024 Dari dalam negeri, Ibrahim bilang pelemahan ini juga dipicu sentimen terkait pembayaran utang Pemerintah yang jatuh tempo pada 2025, termasuk utang yang dihasilkan dari burden sharing bersama Bank Indonesia kala Covid-19 lalu. Menurut catatan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), terdapat jatuh tempo Surat Berharga Negara (SBN) yang dibeli Bank Indonesia (BI) berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKBI) II senilai Rp100 triliun pada 2025.
Dalam seminggu ini, Ibrahim menyebut serangkaian data ekonomi akan menjadi sentimen pergerakan rupiah. Diantaranya data produk domestik bruto dari AS dan zona euro akan dirilis dalam beberapa hari mendatang, kemudian data indeks harga PCE juga akan dirilis akhir minggu ini. Oleh sebab itu pada perdagangan besok, Selasa (29/10), mata uang rupiah masih bergerak fluktuatif. Namun Ibrahim memproyeksi rupiah akan ditutup melemah direntang Rp 15.710 - Rp 15.810 ler dolar AS. Nanang juga bilang bahwa rupiah diperkirakan masih melemah pada kisaran Rp 15.680 - Rp 15.800 per dolar AS. Sebab rupiah masih akan dibayangi sentimen eksternal, terutama perkembangan situasi di Timur Tengah dan data-data ekonomi AS yang dapat mempengaruhi arah kebijakan The Fed. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Putri Werdiningsih