Dibayangi Krisis Evergrande, Sektor Properti Indonesia Diproyeksikan Masih Positif



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja sektor properti di Indonesia diperkirakan masih positif di tengah krisis properti di China. Sektor properti di China saat ini tengah mengalami tekanan.

Perusahaan properti besar di China, Evergrande Group, terlilit utang dan gagal bayar pada tahun 2021. Perdagangan saham Evergrande bahkan dihentikan sejak Maret 2022.

Evergrande baru saja meminta perlindungan kebangkrutan di Amerika Serikat (AS). Sedangkan Country Garden yang pernah menjadi developer dengan penjualan terbesar di China, mendekati gagal bayar.


Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Muhammad Nafan Aji Gusta mengatakan, krisis tersebut tidak akan berdampak terlalu signifikan ke kinerja emiten properti di Indonesia. Hal tersebut tercermin dari kinerja marketing sales emiten properti Tanah Air yang masih cukup positif.

“Runtuhnya Evergrande ini terjadi sudah dalam jangka waktu yang lama, sehingga dampaknya tidak terlalu signifikan ke emiten properti domestik,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (21/8).

Baca Juga: Sektor Properti di China Goyang, Pakuwon (PWON) Yakin Pasar Indonesia Masih Stabil

Di sisi lain, emiten properti domestik terbantu oleh sentimen positif dari Bank Indonesia (BI) yang tidak lagi menerapkan suku bunga yang tinggi.

“Diharapkan BI akan terus menerapkan expansionary monetary policy untuk mendukung kinerja emiten properti,” ungkap dia. Kebijakan moneter ekspansif berarti menjaga suku bunga lebih rendah agar ekonomi berkembang.

Hal itu, kata Nafan, bisa memicu peningkatan kinerja permintaan kredit properti, baik itu KPR dan KPA. Sehingga marketing sales emiten-emiten properti bisa meningkat.

“Perekonomian Indonesia juga masih stabil pertumbuhannya, yaitu di kisaran 5%. Hal itu sesuai dengan proyeksi IMF untuk outlook perekomonian Indonesia di tahun 2023,” tuturnya.

Nafan merekomendasikan add untuk saham PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) dan PT Ciputra Development Tbk (CTRA) dengan target harga masing-masing Rp 1.235-Rp 1.345 per saham untuk BSDE dan Rp 1.185–Rp 1.235 per saham untuk CTRA.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati