Dibayangi Pengetatan Mobilitas Masyarakat, Ini Rekomendasi Saham Jasa Marga (JSMR)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Seiring dengan kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia, pemerintah membuka kemungkinan pengetatan mobilitas masyarakat melalui peningkatan level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Wilayah DKI Jakarta misalnya, berpotensi ditingkatkan menjadi level III. Pengetatan mobilitas itu berpotensi mempengaruhi kinerja sejumlah emiten, tidak terkecuali emiten infrastruktur transportasi PT Jasa Marga Tbk (JSMR).

Kendati katalis negatif membayangi, Komisaris PT Kanaka Hita Solvera Halimas Tansil beranggapan kinerja JSMR sepanjang tahun 2022 tidak akan terdampak signifikan.


Menurutnya, pengetatan mobilitas yang dilakukan oleh pemerintah tidak akan seketat saat puncak kenaikan kasus Covid-19 pada kuartal III 2021.

Ini tidak terlepas dari jumlah masyarakat penerima vaksin Covid-19 saat ini lebih banyak dibanding tahun lalu. "Perkiraan saya dampak hanya 1-2 bulan saja," ungkap Halimas kepada Kontan.co.id, Kamis (27/1).

Baca Juga: Pakai Layanan Nontunai Nirsentuh, Pengendara Tak Perlu Lagi Berhenti di Gerbang Tol

Oleh karenanya, emiten plat merah itu masih memiliki prospek yang cerah di tahun 2022. Apalagi, JSMR tengah dalam program deleveraging utang yang akan mengurangi biaya bunga dan meningkatkan laba bersih. 

Di samping itu, mayoritas tol JSMR yang terletak di Pulau Jawa memiliki trafik yang lebih tinggi dibandingkan dengan tol yang berada di luar jawa.

Mengingat kondisi fundamental yang masih positif, sentimen pemberat mengenai terdepaknya JSMR indeks LQ45 tidak akan berdampak drastis terhadap pergerakan sahamnya dan hanya menjadi sentimen negatif sesaat saja.

Terhadap saham JSMR, Halimas menyarankan buy atau hold dengan target harga Rp 4.500 per saham. Senada, riset RHB Sekuritas yang ditulis oleh Ryan Santoso dan Andrey Wijaya pada 6 Januari 2022  juga merekomendasikan buy saham JSMR, target harganya Rp 5.300 per saham.

Dengan kasus Covid-19 yang diharapkan dapat dikelola dan aktivitas masyarakat yang kembali normal, pendapatan tol JSMR di tahun 2022 diperkirakan bisa meningkat 17% hingga 18%. Adapun pengurangan kepemilikan pada tol Pandaan-Malang berpotensi memberikan kenaikan pendapatan hingga Rp 125 miliar.

Rata-rata pendapatan tol mingguan yang membaik sejak bulan Oktober 2021 menjadi penopang optimisme kinerja JSMR ke depannya. Asal tahu saja, menurut catatan RHB Sekuritas, rata-rata pendapatan mingguan JSMR sebesar  11%-13% lebih tinggi dibanding kondisi normal. Capaian ini sejalan dengan peningkatan mobilitas setelah pelonggaran pembatasan aktivitas publik.

Baca Juga: Terdepak dari LQ45, Begini Rekomendasi Saham ACES, AKRA, BSDE, PWON, dan JSMR

Sementara itu, antara 17 Desember 2021 hingga 2 Januari 2022, JSMR mencatat 2,6 juta kendaraan meninggalkan wilayah Jabotabek. Angka tersebut naik 2,6% secara bulanan (month on month/mom) dan naik 9,1% secara tahunan (year on year /yoy).

" Tahun ini peningkatan traffic memainkan kunci penting terhadap pertumbuhan pendapatan tol, seiring dengan pembatasan masyarakat yang mulai dicabut," seperti yang tertulis dalam riset.

Adapun penyesuaian tarif sesuai dengan level inflasi tiap-tiap daerah direncanakan akan dilakukan pada enam jalan tol yakni Jagorawi, Inner Ring Road, Kunciran-Serpong, Surabaya-Mojokerto, Gempol-Pandaan, dan Bali-Mandara.

Sekadar informasi, sepanjang tahun 2022, RHB Sekuritas memproyeksikan JSMR dapat membukukan pendapatan Rp 14,03 triliun dengan laba bersih Rp 2,25 triliun.

Mempertimbangkan hal di atas, RHB Sekuritas melihat penyebaran varian baru Covid-19 menjadi risiko yang patut diwaspadai. Mengingat, penyebaran varian baru dapat kembali membatasi mobilitas dan lalu lintas.

Adapun perbaikan dari sisi lalu lintas juga akan berpengaruh terhadap nilai aset trans Jawa yang direncanakan akan initial public offering (IPO). Rencana ini juga masih menanti kondisi normal yang kemungkinan akan terjadi di tahun 2022.

Sementara itu, dalam riset  J.P.Morgan yang ditulis pada 12 Januari 2022 oleh Henry Wibowo, Arnanto Januri, dan Karen Li mengungkapkan rating netral pada saham JSMR dengan target harga Rp 3.700 per saham.

Baca Juga: Meneropong Prospek PWON, ACES, AKRA, BSDE, & JSMR yang Keluar dari LQ45

Dalam riset tersebut dijelaskan, prospek belanja modal masih menjadi risiko utama JSMR. Asal tahu saja, JSMR saat ini miliki tiga jalan tol dalam proses pengembangan yakni Jakarta-Cikampek South II, Jogja-Bawen, Probolinggo-Banyuwangi. Belum lagi investasi baru di proyek Cigatas.

"Kami percaya prospek belanja modal tetap tinggi, yang merupakan risiko utama untuk saham karena membatasi deleveraging JSMR dan prospek ekspansi ROE. ROE JSMR merupakan pendorong utama untuk penilaian," seperti yang tertulis dalam riset.

Adapun sepengamatan mereka, korelasi antara ROE dan PBV selama 10 tahun terakhir mencapai 89%. Dus, divestasi aset akan menjadi katalis kunci deleveraging neraca dan prospek ROE yang lebih baik.

Sementara itu, pendapatan tol mingguan yang mampu meningkat hingga 15% di atas masa sebelum pandemi memang patut apresiasi. Akan tetapi, capaian itu sudah tercermin dalam pergerakan sahamnya yang menggeliat di kisaran Rp 3.700 hingga Rp 4.000.

 
JSMR Chart by TradingView

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto