KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten pelabuhan dihantui potensi penurunan permintaan dari pasar ekspor. Pelaksana tugas Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Kasan Muhri, mengatakan, ekonomi di beberapa negara tujuan ekspor melambat. Kondisi ini berpotensi menurunkan permintaan ekspor.
Direktur Utama PT Jasa Armada Indonesia Tbk (
IPCM) Shanti Puruhita, mengatakan, jika permintaan ekspor melemah, hal ini akan memicu perubahan trafik pada beberapa pelabuhan yang dilayani oleh IPCM.
Baca Juga: Harga Komoditas Melandai, Surplus Perdagangan Mei 2023 Akan Menurun Saat ini IPCM melayani jasa pelabuhan umum, tersus (Terminal Khusus), ship to ship (STS), dan terminal untuk kepentingan sendiri (TUKS). Reza Priyambada, Investor Relation PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) mengatakan, bisnis IPCC berkaitan dengan industri otomotif dan alat berat. "Ketika kedua industri tersebut terganggu, maka bisnis kami terkena dampaknya," ujar Reza kepada Kontan.
Untuk memaksimalkan kinerja tahun ini, IPCC akan fokus genjot ekspansi di wilayah operasional. Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta, menilai, di tengah melambatnya ekonomi global, emiten pelabuhan bisa mengoptimalkan pasar domestik.
Baca Juga: Efek Utang BUMN Karya, Himbara Diminta Tak Sembarang Beri Kredit Ke BUMN Terlebih, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih terbilang stabil. Untuk saham emiten pelabuhan, Nafan hanya merekomendasikan hold saham IPCC dengan target harga Rp 750 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli