KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi di awal perdagangan Jumat (6/11), dibayangi aksi ambil untung. Mengutip RTI pukul 09.16 WIB, indeks turun 0,20% ke level 5.250,81. Tercatat 156 saham naik, turun126 saham turun, dan 182 saham stagnan. Total volume perdagangan 1,85 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 1,4 triliun. Enam dari 10 indeks sektoral membebani langkah IHSG. Sektor keuangan paling dalam penurunannya 0,58%. Sementara, sektor aneka industri paling tinggi kenaikannya 1,09%.
Meski demikian, penurunan IHSG dibatasi oleh aksi beli investor asing. Di pasar reguler, net buy asing Rp 142,103 saham dan Rp 139,035 miliar keseluruhan market.
Baca Juga: Bursa Asia bergerak di dekat level tertinggi 3 tahun, Jumat (6/11) pagi Pada Kamis (5/11), IHSG menguat terlampau tajam, potensi penguatan IHSG bisa terhambat dan bisa memicu aksi
profit taking. Lanjar Nafi Analis Reliance Sekuritas mengatakan pergerakan IHSG menguat secara signifikan mendekati target dari
pennant pole chart pattern yang berada di kisaran 5.300. Indikator stochastic terkonsolidasi mendekati area overbought. Menurut Lanjar, indikator MACD bergerak positif secara histogram setelah cross over MACD line dan sinyal line. Sehingga pada perdagangan selanjutnya diperkirakan IHSG masih berpotensi menguat namun akan terbatas dibayangi aksi profit taking investor. Saham-saham yang masih dapat dicermati secara teknikal di antaranya TLKM, JPFA, BBNI, ADHI, HMSP, ICBP, JPFA, KLBF, MIKA, PTBA.
Baca Juga: Intip saham-saham koleksi asing saat IHSG melesat kemarin Analis MNC Sekuritas Edwin Sebayang menambahkan kenaikan indeks Dow Jones empat hari beruntun +1888,4 poin (+6.34%) berpotensi menjadi pendorong penguatan IHSG menuju level 5.300 dalam perdagangan Jumat ini. Di lain pihak, IHSG selama 4 hari baru mengalami kenaikan sebesar +132,07 poin (+2,6%) seiring sudah resminya Indonesia masuk dalam resesi dan belum jelasnya hasil pilpres di AS. Lebih lanjut, peluang IHSG berlanjut menguat Jumat ini juga didorong oleh naiknya harga komoditas seperti: Coal +1,40%, Nikel +0,99%, Timah +0,19% & CPO +1,81% sehingga berpotensi mendorong naik saham di bawah komoditas tersebut. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto