KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten properti dibayangi beberapa katalis negatif pada semester II-2022. Mulai dari kenaikan suku bunga, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), hingga kenaikan harga bahan material. Alhasil, sejumlah perusahaan properti memilih untuk meninjau target di tahun 2022. Tak terkecuali PT Intiland Development Tbk (
DILD). Direktur DILD Archied Noto Pradono mengatakan, cepat atau lambat dampak dari kenaikan suku bunga hingga harga BBM akan terlihat dalam harga jual produk.
Sejauh ini, Intiland masih mengandalkan pengembangan produk eksistingnya dan meningkatkan penjualan, khususnya dari unit-unit inventori. Sementara untuk pengembangan proyek baru, terutama
high rise development, akan ditahan sampai kondisi lebih baik.
Baca Juga: Intiland Development (DILD) Sebut Penjualan Apartemen Mengalami Stagnasi Dengan situasi yang ada, Archied bilang, DILD akan melihat kembali target
marketing sales pada bulan ini. "
Marketing sales akan kami review lebih lanjut dalam bulan ini," kata dia kepada Kontan.co.id, Jumat (16/9). Sampai Juni 2022, DILD mengantongi pendapatan pra-penjualan alias
marketing sales sebesar Rp 803 miliar. Kontribusi terbesar berasal dari penjualan segmen kawasan perumahan senilai Rp 479 miliar. Kontribusi berikutnya berasal dari penjualan di segmen kawasan industri senilai Rp 214 miliar serta segmen
mixed use & high rise senilai Rp 110 miliar. Selain dari pendapatan pengembangan (
development income), DILD juga membukukan
recurring income sebesar Rp 338 miliar.
Realisasi
marketing sales DILD baru mencapai 33,45% dari target Rp 2,4 triliun yang ingin dicapai sepanjang tahun ini. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari