KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sentimen positif maupun negatif membayangi pergerakan saham-saham sektor ritel pada tahun 2023. Head of Research Jasa Utama Capital Sekuritas Cheril Tanuwijaya mengatakan, kasus Covid-19 yang semakin mereda di Indonesia membuat aktivitas masyarakat sudah kembali seperti masa prapandemi. Bahkan, pada 30 Desember 2022, Presiden RI Joko Widodo mencabut Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Akan tetapi, tingkat inflasi yang masih tergolong tinggi berpotensi menggerus daya beli masyarakat. Pada 2022, Indeks Harga Konsumen (IHK) tercatat sebesar 5,51%
year on year (YoY), dari 1,87% YoY pada 2021.
"Di tengah peningkatan inflasi, masyarakat khususnya kelas menengah bawah akan memprioritaskan kebutuhan pokoknya terlebih dahulu," kata Cheril saat dihubungi Kontan.co.id, Sabtu (14/1). Sementara itu, masyarakat kelas menengah ke atas diperkirakan mempunyai daya beli yang lebih tahan terhadap kenaikan inflasi. Oleh sebab itu, Cheril mengunggulkan emiten-emiten ritel yang menyasar kelas menengah atas dengan berbagai diversifikasi produknya. Emiten-emiten yang dimaksud adalah PT Mitra Adiperkasa Tbk (
MAPI) dan PT Ace Hardware Indonesia Tbk (
ACES). Cheril memperkirakan, kinerja kedua emiten ritel ini masih dapat bertumbuh meski dibayangi kenaikan inflasi.
Baca Juga: Valuasi Sudah Murah, Begini Rekomendasi Saham Properti Dalam riset tanggal 11 Januari 2023, Analis BRI Danereksa Sekuritas Eka Savitri mengatakan, berdasarkan pengecekannya di sejumlah mal di Jakarta pada pengujung 2022, lalu lintas pengunjung sudah kembali ke level sebelum pandemi. Hal tersebut didukung oleh perayaan akhir tahun dan musim liburan sekolah. Eka memprediksi, emiten ritel dalam coverage-nya, yaitu MAPI, ACES, PT Matahari Department Store Tbk (
LPPF), dan PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (
RALS) secara rata-rata akan membukukan pertumbuhan
bottom line 1,7% YoY pada 2023. Perkiraan ini didukung oleh tiga faktor. Pertama, rata-rata pertumbuhan pendapatan perusahaan yang diperkirakan sebesar 11,6% YoY. Kedua, margin kotor yang lebih rendah, yakni sebesar 48,8% karena adanya penyesuaian
average selling price (ASP) secara selektif demi menjaga pertumbuhan penjualan. Ketiga, kenaikan
operational expenditure (opex) sebesar 12,7% YoY karena diskon tarif sewa yang lebih rendah dan upah minimum yang lebih tinggi seperti yang telah ditetapkan pemerintah, yakni maksimal sebesar 10%. Meskipun begitu, menurut Eka, MAPI berada dalam posisi yang lebih baik dibandingkan emiten ritel lain di bawah cakupannya. "Pasalnya, MAPI mempunyai portofolio merek yang luas dan target pasarnya merupakan masyarakat dengan pendapatan menengah ke atas," kata Eka. Sementara itu, berdasarkan riset tanggal 6 Desember 2022, Analis MNC Sekuritas Raka Junico W. memprediksi, pertumbuhan pendapatan secara agregagat dari empat emiten dalam coverage-nya (MAPI, ACES, ERAA, RALS) dapat mencapai 44,7% YoY. Kemudian, laba bersih secara agregat dapat meningkat 32,6% YoY. Ada tiga faktor yang mempengaruhi kinerja tersebut. Mulai dari hari persediaan yang lebih baik mendekati tingkat sebelum pandemi, strategi meningkatkan omnichannel, dan posisi kas yang cukup untuk menjaga likuiditas. Raka mencatat, pada sembilan bulan pertama 2022, hari persediaan ERAA sudah mencapai 46 hari, lebih singkat dari tahun 2019 yang sebanyak 64 hari. Lalu, MAPI 113 hari (110 hari pada 2019), RALS 118 hari (97 hari pada 2019), dan ACES 291 hari (222 hari pada 2019). "Musim perayaan di kuartal IV-2022 dan Idul Fitri di awal kuartal II-2023 berpotensi meningkatkan obral yang memungkinkan perusahaan untuk mengurangi hari persediaan dan menurunkan biaya," ucap Raka.
Baca Juga: Rekomendasi Saham Pilihan untuk Perdagangan Senin (16/1), IHSG Berpeluang Menguat Kemudian, strategi omnichannel yang lebih baik dapat mendorong volume penjualan para peritel. Lebih jauh, hal ini akan menciptakan
cost leadership serta mengangkat profitabilitas. Terkait kecukupan kas, Raka mencatat bahwa rasio kas agregat dari keempat emiten dalam
coverage-nya telah meningkat menjadi 42% di Januari-September 2022, dari 29% pada periode sama tahun 2021. Ia memperkirakan rasio kas akan tetap solid di sekitar 60% pada 2023, terutama didorong oleh musim perayaan pada kuartal IV-2022. Mengenai ekspansi, para peritel diyakini akan selektif dalam membangun gerai baru. Contohnya ACES dan RALS yang cenderung melakukan ekspansi ke kota-kota tier 2 dan tier 3 untuk meningkatkan kesadaran merek serta mendapatkan biaya sewa yang lebih rendah. Di sisi lain, depresiasi kurs rupiah terhadap dolar AS diprediksi berlanjut pada 2023 karena sikap The Fed yang masih akan menaikkan suku bunga acuannya untuk menekan inflasi. Karena hal ini, margin para peritel diperkirakan akan tertekan karena tidak semua biaya dapat diteruskan ke pelanggan. "Saya juga melihat antusiasme terhadap program
Buy Now Pay-later menjadi kurang menarik seiring dengan kenaikan suku bunga," ungkap Raka. Ketiga analis ini merekomendasikan
overweight untuk sektor ritel. Menurut Raka, sektor ritel masih didukung oleh ketahanan makroekonomi domestik dan kebijakan pro-stabilitas yang akan menguntungkan belanja konsumen di tengah inflasi yang masih cukup tinggi. Rekomendasi saham: 1. PT Mitra Adiperkasa Tbk (
MAPI) MAPI disukai karena fokus pada segmen pasar masyarakat menengah ke atas yang mempunyai daya beli yang lebih resilient di tengah kenaikan inflasi. Hal ini berpotensi membuat penjualan MAPI tetap solid, yang juga didukung oleh diversifikasi brand yang sangat beragam. Rekomendasi:
Buy Target harga: Rp 1.800 per saham Analis BRI Danareksa Sekuritas Eka Savitri 2. PT Ace Hardware Indonesia Tbk (
ACES) ACES disukai karena pertumbuhan penjualan di toko yang sama atau same store sales growth (SSSG) per Oktober 2022 tetap berada di area positif, yakni sebesar 1,8%. Industri perlengkapan rumah tangga juga diprediksi pulih pada tahun 2023 sehingga akan berpengaruh positif pada kinerja ACES. Rekomendasi:
Buy Target harga: Rp 650 per saham Analis MNC Sekuritas Raka Junico W. 3. PT Erajaya Swasembada Tbk (
ERAA) Para
original equipment manufacturers (OEM) terus memperluas produknya ke segmen premium. Hal ini menjadi pertanda baik bagi ERAA karena dapat lebih banyak menjual produk berharga tinggi dengan margin yang lebih baik. Diversifikasi ERAA ke bisnis gaya hidup juga dapat meningkatkan marginnya. Rekomendasi:
Buy Target harga: Rp 560 per saham Analis Bahana Sekuritas Jason Chandra 4. PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (
RALS) Pemulihan daya beli yang lambat di kelas menengah ke bawah menjadi sentimen negatif bagi RALS, mengingat segmen tersebut merupakan target pasar utama RALS. Normalisasi tingkat inflasi dan kenaikan upah minimum di 2023 diharapkan dapat menopang daya beli konsumen meski diperirakaan masih di bawah tingkat prapandemi.
Rekomendasi:
Hold Target harga: Rp 680 per saham Head of Research Jasa Utama Capital Sekuritas Cheril Tanuwijaya Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto