KONTAN.CO.ID - BEIJING. Perang mulut yang terjadi antara China dan Amerika Serikat (AS) masih terus berlanjut. Sebelumnya, Reuters memberitakan, AS memberikan label bagi China sebagai manipulator mata uang. Hal tersebut dilakukan setelah China diduga membiarkan mata uangnya melemah melampaui level psikologis 7 untuk kali pertama dalam satu dekade. Tentu saja hal ini membuat AS kecewa. Sebab, level 7 merupakan simbol penting yang menjadi batasan saat terjadinya krisis finansial pada 2008 lalu. Menurut AS, China secara sengaja memperlemah posisi yuan, sehingga membuat barang-barang China lebih murah bagi pembeli luar negeri. Baca Juga: Ini mata uang yang diuntungkan saat terjadi currency war
Diberi label manipulator mata uang, ini dampaknya bagi sebuah negara
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Perang mulut yang terjadi antara China dan Amerika Serikat (AS) masih terus berlanjut. Sebelumnya, Reuters memberitakan, AS memberikan label bagi China sebagai manipulator mata uang. Hal tersebut dilakukan setelah China diduga membiarkan mata uangnya melemah melampaui level psikologis 7 untuk kali pertama dalam satu dekade. Tentu saja hal ini membuat AS kecewa. Sebab, level 7 merupakan simbol penting yang menjadi batasan saat terjadinya krisis finansial pada 2008 lalu. Menurut AS, China secara sengaja memperlemah posisi yuan, sehingga membuat barang-barang China lebih murah bagi pembeli luar negeri. Baca Juga: Ini mata uang yang diuntungkan saat terjadi currency war