KONTAN.CO.ID - BATANG. Pemerintah melalui Kementerian ESDM memulai proses konstruksi proyek Pipa Transmisi Gas Bumi Cirebon-Semarang (Cisem) Tahap II. Hal ini ditandai dengan prosesi
first welding atau pengelasan pertama pipa transmisi tersebut pada Senin (30/9). Sebagaimana diketahui, proyek Pipa Transmisi Gas Bumi Cisem II membentang dari Batang-Cirebon-Kandang Haur Timur dengan panjang 245 kilometer (km). Proyek Cisem II bakal melengkapi Cisem I dengan panjang 60 km yang telah selesai dibangun pada 2023. Proyek Cisem I sendiri sudah beroperasi untuk memasok kebutuhan gas bumi di Kawasan Industri Kendal per 17 November 2023 dan Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang per 27 Juli 2024.
Baca Juga: SKK Migas Catat Produksi Gas Nasional 7.399 Juta Mmscfd hingga September 2024 Adapun sumber gas proyek Cisem II berasal dari Lapangan Jambaran Tiung Biru (JTB) dan Long Term Plan (LTP) yang berasal dari potensi seluruh Wilayah Kerja (WK) yang ada di Jawa Timur seperti WK Agung dan WK Bulu. Kelak, Cisem II akan memiliki kapasitas alir gas bumi sebesar 223 Million Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD. Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengatakan, proyek Cisem II merupakan bagian dari langkah pemerintah untuk menghubungkan jaringan pipa transmisi Sumatera, Jawa Bagian Barat, dan Jawa Bagian Timur. Hal ini untuk memperkuat rantai suplai gas bumi secara nasional, sehingga dapat mencapai kemandirian energi dan mempercepat penyediaan infrastruktur energi. Keberadaan Cisem II sangat krusial untuk menarik investor masuk ke kawasan-kawasan industri yang dilalui oleh pipa transmisi tersebut, termasuk KIT Batang. Sebab, para pelaku usaha atau
tenant kawasan industri membutuhkan pasokan gas dengan harga murah, di samping infrastruktur jalan tol untuk keperluan pengangkutan logistik. Alhasil, pembangunan pipa transmisi gas bumi menjadi cara pemerintah mengintervensi agar harga gas di Indonesia menjadi lebih terjangkau dan kompetitif.
Baca Juga: Krakatau Steel Suplai Pipa Baja untuk Proyek Transmisi Gas Cisem Tahap II “Jadi setelah pengelasan ini, kami harap harga gasnya jangan mahal-mahal, karena ini investasi negara. Jadi, jangan ada alasan lagi tol
fee (biaya angkut gas) mahal,” terang Bahlil saat seremonial
first welding Cisem II, Senin (30/9). Asal tahu saja, proyek Cisem II dibiayai oleh APBN dengan nilai sebesar Rp 2,7 triliun yang mencakup seluruh aspek pekerjaan konstruksi terintegrasi. Proyek ini dikerjakan oleh konsorsium Kerja Sama Operasi (KSO) antara PT Timas Suplindo dan PT Pratiwi Putri Sulung yang telah memenangkan tender kontraktor. Proyek Cisem II berlangsung selama 18 bulan yang terhitung sejak penandantanganan kontrak pada 2 Agustus 2024 lalu. Alhasil, proyek ini diharapkan dapat tuntas pada Februari 2026 mendatang. Bahlil juga mengapresiasi bahwa produk-produk buatan lokal sangat diandalkan untuk pembangunan jaringan pipa transmisi Cisem II. “Kami telah meminta agar jangan menggunakan pipa gas dari luar negeri,” imbuh dia.
Baca Juga: Pertagas Salurkan Gas ke Kawasan Industri Terpadu Batang Jateng Sebagai catatan, pipa yang digunakan untuk proyek Cisem II dipasok oleh beberapa produsen baja nasional seperti PT Krakatau Pipe Industries, PT Bakrie Pipe Industries, PT Indal Steel Pipe, dan PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk. Sejauh ini, potensi penerima manfaat dari pembangunan proyek Cisem II di luar KIT Batang antara lain Kilang Balongan, berbagai kawasan industri di Jawa Barat, Pabrik Pupuk Kujang Cikampek, hingga jaringan gas (jargas) rumah tangga. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .