Dibidik Hankook, kinerja fundamental Multistrada (MASA) tak langsung kencang



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Digadang-gadang jadi incaran akuisisi perusahaan ban terbesar Korea Selatan yakni Hankook Tire, kinerja fundamental PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA) belum akan langsung kinclong. Sehingga, untuk masuk ke saham MASA, masih ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan investor ke depan.

"Berita ini baru hangat lagi setelah harga sahamnya (MASA) naik signifikan. Jadi risikonya tinggi untuk masuk sekarang," ujar Analis Panin Sekuritas William Hartanto kepada Kontan, Rabu (28/11).

Meskipun begitu, tidak menutup kemungkinan investor masih bisa mengambil profit dari kenaikan harga saham MASA. Secara teknikal, selama harga saham MASA bisa bertahan di atas Rp 650, maka masih layak dibeli untuk jangka pendek atau trading.


"Prospeknya bagus. Apalagi setelah akuisisi ini, pangsa pasar akan menjadi milik Hankook dan menjadi sentimen positif untuk saham MASA," ungkapnya.

Namun, investor juga masih perlu melihat kondisi fundamental terakhir dan prospek ke depannya. Apalagi, kinerja ke depan akan sangat ditentukan oleh kualitas produk.

"Kalau dibilang (fundamental) langsung kinclong, menurut saya enggak. Karena harus dilihat, apakah dengan akuisisi kualitas ban menjadi lebih bagus?" ujarnya.

Selain itu, perlu dilihat kembali bagaimana cara MASA mengelola bisnis setelah diakuisisi Hankook, sampai produk bisa tiba ke tangan nasabah. Tidak luput dari berbagai sentimen yang ada, masalah persaingan bisnis juga perlu menjadi perhatian.

"Masih banyak yang perlu dipertimbangkan untuk bisa investasi di jangka panjang," jelasnya.

Panin Sekuritas pun merekomendasikan, untuk saat ini investor cukup untuk memanfaatkan sentimen jangka pendek terlebih dahulu. "Kita enggak tahu di masa depan akan seperti apa hasil dari akuisisi ini. Contohnya, EXCL akuisisi Axis enggak membaik juga kinerjanya, dan harga sahamnya pun sekarang menurun," tandasnya.

Saham Multistrada hari ini naik 2,11% menjadi Rp 725 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia