BOGOR. Pengembangan enam koridor dalam program percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia butuh dana sangat besar. Pemerintah memperkirakan kebutuhan investasi pada enam koridor itu mencapai Rp 3.350 triliun hingga 2014 nanti. Adapun sektor swasta diharapkan bisa memberi andil terbesar dalam kebutuhan investasi itu hingga tahun 2014 itu. "Swasta tetap memegang peranan yang besar sekitar 44% kita harapkan," ujar Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa dalam pertemuan pemerintah dan dunia usaha di Istana Bogor, Senin (18/4). Sedangkan sisanya merupakan kombinasi dukungan dari BUMN, pemerintah, dan foreign direct investment (FDI). "Kerjasama ini kita kembangkan dalam program publik private partnership," imbuh Hatta. Menurut Hatta, investasi di sektor infrastruktur menyedot sekitar separuh dari total kebutuhan investasi di enam koridor hingga 2014 yaitu sebesar Rp1.550 triliun. Sektor infrastruktur itu meliputi antara lain infrastruktur jalan, pelabuhan, listrik dan energi. Kemudian, infrastruktur bandara, rel kereta api, utilisasi air, serta telematika. "Infrastruktur ini di samping enabler, juga sebagai suatu proyek yang secara komersial juga viable untuk kita kembangkan," kata mantan Menteri Sekretaris Negara itu. Dia menambahkan, setiap koridor memiliki sasaran pengembangan ekonomi. Fokus koridor Sumatera adalah kelapa sawit, karet, batubara, besi baja, dan jembatan Selat Sunda untuk menghubungkan pulau Jawa dan Sumatera. Koridor Jawa meliputi pengembangan industri manufaktur, tekstil, permesinan, transportasi dan perkapalan, telematika, alat utama sistem senjata, serta metropolitan priority area Jakarta, Bogor, Tangerang, Depok, dan Bekasi. Sasaran pengembangan koridor Kalimantan meliputi kelapa sawit, batubara, alumina, bauksit, migas, perkayuan dan besi baja. Sedangkan koridor Sulawesi adalah sektor pertanian pangan, kakao, perikanan, nikel, dan migas. Koridor Bali dan Nusa Tenggara fokus utamanya adalah pariwisata, peternakan, dan perikanan. Koridor Papua dan kepulauan Maluku sasaran utamanya adalah pengembangan food estate, tembaga, peternakan, migas, nikel dan energi. Hatta menambahkan, BUMN akan menjadi motor penggerak investasi di sektor infrastruktur itu. "BUMN berada di situ, kita kembangkan Tanjung Priok, Tanjung Perak, Belawan, Dumai, Kereta Api, Bandara, semua ground breaking tahun ini," katanya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Dibutuhkan investasi Rp 3.350 triliun untuk koridor ekonomi Indonesia
BOGOR. Pengembangan enam koridor dalam program percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia butuh dana sangat besar. Pemerintah memperkirakan kebutuhan investasi pada enam koridor itu mencapai Rp 3.350 triliun hingga 2014 nanti. Adapun sektor swasta diharapkan bisa memberi andil terbesar dalam kebutuhan investasi itu hingga tahun 2014 itu. "Swasta tetap memegang peranan yang besar sekitar 44% kita harapkan," ujar Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa dalam pertemuan pemerintah dan dunia usaha di Istana Bogor, Senin (18/4). Sedangkan sisanya merupakan kombinasi dukungan dari BUMN, pemerintah, dan foreign direct investment (FDI). "Kerjasama ini kita kembangkan dalam program publik private partnership," imbuh Hatta. Menurut Hatta, investasi di sektor infrastruktur menyedot sekitar separuh dari total kebutuhan investasi di enam koridor hingga 2014 yaitu sebesar Rp1.550 triliun. Sektor infrastruktur itu meliputi antara lain infrastruktur jalan, pelabuhan, listrik dan energi. Kemudian, infrastruktur bandara, rel kereta api, utilisasi air, serta telematika. "Infrastruktur ini di samping enabler, juga sebagai suatu proyek yang secara komersial juga viable untuk kita kembangkan," kata mantan Menteri Sekretaris Negara itu. Dia menambahkan, setiap koridor memiliki sasaran pengembangan ekonomi. Fokus koridor Sumatera adalah kelapa sawit, karet, batubara, besi baja, dan jembatan Selat Sunda untuk menghubungkan pulau Jawa dan Sumatera. Koridor Jawa meliputi pengembangan industri manufaktur, tekstil, permesinan, transportasi dan perkapalan, telematika, alat utama sistem senjata, serta metropolitan priority area Jakarta, Bogor, Tangerang, Depok, dan Bekasi. Sasaran pengembangan koridor Kalimantan meliputi kelapa sawit, batubara, alumina, bauksit, migas, perkayuan dan besi baja. Sedangkan koridor Sulawesi adalah sektor pertanian pangan, kakao, perikanan, nikel, dan migas. Koridor Bali dan Nusa Tenggara fokus utamanya adalah pariwisata, peternakan, dan perikanan. Koridor Papua dan kepulauan Maluku sasaran utamanya adalah pengembangan food estate, tembaga, peternakan, migas, nikel dan energi. Hatta menambahkan, BUMN akan menjadi motor penggerak investasi di sektor infrastruktur itu. "BUMN berada di situ, kita kembangkan Tanjung Priok, Tanjung Perak, Belawan, Dumai, Kereta Api, Bandara, semua ground breaking tahun ini," katanya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News