Dicari: Tenaga periset dan pendesain knalpot



Tidak dipungkiri lagi, jumlah sepeda motor di negeri ini selalu bertambah setiap hari. Peningkatan ini juga berdampak pada permintaan salah satu aksesori motor, yakni knalpot. "Maraknya knalpot yang beredar itu tidak lain karena setiap pemilik motor ingin tunggangannya tampil beda," tutur D. Santoso, Product Development Asep Hendro Racing Sport (AHRS).Tentu saja, produsen knalpot yang jumlahnya mencapai ratusan, membutuhkan seorang yang mahir merancang knalpot. Selain merancang, biasanya, pendesain knalpot ini terlebih dulu melakukan riset. Tujuannya, supaya knalpotnya andal dan laku di pasar. Hasyim Gonedi, periset knalpot di AHRS, menuturkan bahwa proses perancangan knalpot melibatkan sebuah tim. Di AHRS, misalnya, sebelum knalpot itu diproduksi terlebih dulu diteliti guna mengetahui karakter mesin sepeda motor yang akan menggunakan knalpot itu.Setelah data mesin sepeda motor diketahui, lalu data tersebut dimasukkan ke dalam komputer dengan program khusus. "Dari situ, kami mengetahui spesifikasi knalpot untuk mesin sepeda motor itu," kata pria 29 tahun itu. Mulai dari diameter silinder pipa, ketebalan pipa, jenis saringan yang digunakan dan sebagainya.Setelah tergambar rapi, mulailah pembuatan knalpot. Setelah jadi, diadakan pengujian dyno test untuk mengetahui tenaga yang bisa dihasilkan sebuah sepeda motor jika menggunakan knalpot tersebut. Tahap berikutnya adalah pengetesan di sirkuit. "Prosesnya bisa sekitar dua minggu hingga satu bulan," katan Hasyim. Jika daya sepeda motor masih kurang memuaskan, Hasyim harus mulai dari awal lagi. "Sepuluh kali gagal bikin knalpot itu sudah biasa," kata pria yang pernah ditawari untuk bekerja di tim balap Yamaha itu.Namun, ketika knalpot sudah bisa meningkatkan performa sepeda motor, baru berlanjut pada tahap desain luar knalpot agar penampilannya lebih menarik. "Proses pembuatan knalpot membutuhkan waktu hingga dua bulan," kata Santoso yang bertugas mendesain bagian luar knalpot.Tak hanya membuat knalpot dari sepeda motor yang baru dirilis produsen, mereka pun harus berinovasi sepanjang tahun. "Konsumen cepat bosan terhadap suatu model knalpot," ungkap pria yang pernah bergabung di PT Astra Honda Motor selama 20 tahun itu. Saat ini, dia memiliki delapan model knalpot baru. Namun, kata dia, saat ini industri knalpot dihadapkan dengan peraturan pemerintah yang melarang suara knalpot terlalu bising. Itu tantangan tersendiri bagi mereka. Ia memperkirakan ke depan tren knalpot tidak lagi mengarah pada jenis racing, tapi pada jenis retro yang lebih mengutamakan segi desain. Yang jelas, profesi sebagai periset dan pendesain aksesori sepeda motor ini cukup menjanjikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Tri Adi