Didominasi toko kelontong, pasar ritel India bernilai US$ 883 miliar di tahun lalu



KONTAN.CO.ID - MUMBAI. Lanskap pasar ritel India berkembang cepat. Dilansir dari Reuters, Senin (22/3), data Forrester Research menunjukkan, pasar ritel India bernilai sekitar US$ 883 miliar pada tahun lalu, pasar ritel bahan makanan menyumbang US$ 608 miliar diantaranya. Pada tahun 2024, pasar ritel India diperkirakan tumbuh menjadi US$ 1,3 triliun.

Populasi  di India yang mencapai 1,3 miliar penduduk, selama bertahun-tahun telah menjadi tujuan peritel dengan mencari basis pembeli muda dan kaya yang terus bertambah. Sektor ritel ini berkontribusi 10% terhadap produk domestik bruto (PDB) India dan menyumbang 8% lapangan kerja India, menurut data Invest India.

Sebagian besar transaksi eceran bahan makanan India terjadi di gerai kecil dan menengah atau yang disdbut kiranas yang menguasai 75%-78% pasar barang konsumen, menurut perkiraan Ambit Capital.


Baca Juga: Picu protes, keluarga terkaya di India ini bangun kebun binatang terbesar di dunia

Pemilik toko biasanya memiliki basis pelanggan yang kuat dan teratur di lingkungan mereka, dengan pengiriman ke rumah dan menerima pesanan melalui telepon merupakan fenomena umum.

Ratusan barang rumah tangga dijejalkan di dalam kaca dari dinding ke dinding atau rak kayu, atau di tempat terbuka, di toko-toko semacam itu. Banyak gerai yang sangat kecil dan sempit sehingga pelanggan tidak menginjakkan kaki ke dalam.

Banyak dari toko-toko ini juga menawarkan makanan pokok seperti kacang-kacangan, beras, dan tepung, dalam bentuk lepas atau tidak bermerek. Mereka biasanya beroperasi dari pagi hingga larut malam.

Supermarket, segmen ini adalah tren yang berkembang di India, dengan pemain seperti Reliance Industries yang dipimpin orang terkaya India Mukesh Ambani, Future Retail, dipimpin Kishore Biyani, dan DMart Avenue Supermarts, semuanya bersaing untuk mendapatkan pelanggan.

Segmen ini menyumbang sekitar 12%-15% dari penjualan barang konsumsi, menurut data Ambit. Sebuah format toko yang sudah lama berdiri di Barat, supermarket adalah kebalikan dari kiranas; rapi, cukup penerangan dan dengan banyak ruang bagi pelanggan yang memiliki troli belanja untuk mencari sendiri barang-barang dari rak yang tertumpuk rapi.

Supermarket mini di daerah pemukiman yang dibangun juga menyebar sebagai tanggapan atas kebutuhan untuk melayani pembeli perkotaan yang membeli persediaan dalam volume lebih kecil setiap hari daripada dalam seminggu sekali. Sebagian besar supermarket beroperasi selama jam kerja biasa dan tutup pada larut malam.

Pembeli di India juga semakin beralih ke e-commerce untuk berbelanja segala sesuatu mulai dari elektronik hingga bahan makanan, didorong oleh diskon online dan perkembangan layanan pengiriman cepat di seluruh negeri.

Sementara perusahaan seperti Amazon.com Inc dan Walmart's Flipkart mendominasi pasar, perusahaan rintisan yang lebih kecil juga telah memperkenalkan layanan berbasis aplikasi untuk pengiriman kebutuhan pagi hari seperti susu dan telur.

Boston Consulting Group menyebutkan, e-commerce saat ini menyumbang sekitar 5%-6% dari pasar ritel India. Tetapi pertumbuhannya fenomenal: pasar ritel e-commerce India mencapai US$ 30 miliar pada tahun 2019 dan akan akan meningkat sebesar 30% menjadi US$ 200 miliar pada tahun 2026.

Selanjutnya: Bursa India dibuka jatuh di tengah kekhawatiran arus keluarnya dana asing

Editor: Khomarul Hidayat