Didorong Arus Modal Keluar dan Ekspor, Cadangan Devisa pada Maret Berpotensi Turun



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Cadangan Devisa (Cadev) Indonesia diperkirakan akan mengalami penurunan sekitar satu hingga dua bulan ke depan menjadi sekitar US$ 139 - US$ 140 miliar. 

Ekonom Bank Permata, Josua Pardede mengatakan bahwa penurunan cadangan devisa di masa mendatang akan dipengaruhi oleh arus modal keluar dari para investor dan kontribusi ekspor.

Josua menjelaskan bahwa penurunan cadangan devisa tersebut akan terjadi karena kebijakan hawkish The Fed yang masih diterapkan. 


Di sisi lain, kontribusi penerimaan ekspor juga cenderung berkurang akibat tren penurunan harga batubara yang mengakibatkan penurunan pendapatan ekspor. 

Baca Juga: Ekonom BSI Sebut Cadev Maret 2023 Berpotensi Turun Jadi US$ 133,0 miliar

"Oleh karena itu, pada bulan Maret 2023, cadangan devisa Indonesia diperkirakan hanya berkisar antara US$ 139 miliar hingga US$ 140 miliar," ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (7/3).

Sementara itu, Josua juga menjelaskan tentang kenaikan Cadev sebesar US$ 0,9 miliar pada akhir Februari 2023, menjadi US$ 140,3 miliar dari posisi Januari 2023 sebesar US$ 139,4 miliar. Kenaikan tersebut didorong oleh penarikan pinjaman luar negeri pemerintah serta penerimaan pajak.

Dia juga menyampaikan bahwa kenaikan tersebut tercermin dari kepemilikan investor asing pada Surat Berharga Negara (SBN) yang tercatat turun sebesar US$ 497,5 juta di pasar obligasi. 

Baca Juga: Cadangan Devisa Indonesia Naik Jadi US$ 140,3 Miliar Pada Akhir Februari 2023

Di pasar saham, investor asing tercatat melakukan net buy sebesar US$ 377,4 juta. Dengan demikian, secara total investor asing membukukan net sell sebesar US$ 120,1 juta.

Di sisi lain, harga komoditas yang masih relatif tinggi juga ikut serta mendorong kenaikan cadangan devisa pada Februari 2023, seiring dengan kinerja ekspor yang tumbuh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli