KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Strategi diversifikasi yang dilakukan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (
GOTO) bakal menjadi katalis positif untuk mengerek pundi-pundi pendapatan dan margin keuntungan emiten teknologi ini ke depannya. Equity Research BRI Dana Sekuritas Sekuritas Niko Margaronis dan Sabela Nur Amalia mencermati agresivitas segmen
On Demand Services (ODS) bisa menopang pertumbuhan
Gross Transaction Value (GTV) dan EBITDA GOTO. "Penambahan produk mulai membuahkan hasil dengan peningkatan jumlah pengguna sebesar 16% pada kuartal II-2024," jelasnya dalam riset yang dirilis, Senin (16/8).
Baca Juga: Saham GOTO Masuk ke Indeks FTSE Middle Cap, Begini Kata Analis Niko dan Sabela memproyeksikan usai memperoleh peningkatan pengguna. Biaya akuisisi pengguna yang akan digelontorkan GOTO akan kembali normal pada kuartal III-2024. Segmen
financial technology (fintech) melalui GoTo Financial juga menunjukkan tren pertumbuhan. Di paruh pertama 2024, GTV Inti GoTo Financial tumbuh 5% secara tahunan menjadi Rp 104,57 triliun. BRI Danareksa Sekuritas menilai potensi GoTo Financial masih terbuka lebar terutama dalam penyaluran kredit. Ini berasal dari produk pinjaman dan
Buy Now Pay Later (BNPL) di aplikasi Gojek.
"Kredit konsumen dan bisnis melalui aplikasi Gopay dan ekspansi penguatan penetrasi pembiayaan bagi pengguna TikTok hingga driver akan mendorong pertumbuhan kredit GoTo Financial," tulis Niko dan Sabela.
Baca Juga: Daftar Saham yang Diborong Investor Asing Sepanjang Pekan Lalu Pertumbuhan kinerja GOTO juga bakal didukung dengan meningkatnya transaksi
cross-selling di seluruh platform. Terutama di aplikasi TikTok melalui pengembangan e-commerce, yakni TikTok Shop Tokopedia. Dari sisi harga saham, Niko dan Sabela menilai valuasi saham GOTO saat ini sudah atraktif dengan target harga di Rp 90. Sejalan dengan itu, BRI Danareksa Sekuritas masih memberikan peringkat beli untuk GOTO. Hingga akhir perdagangan Selasa (27/8), GOTO parkir di level Rp 52 per saham. Sementara itu, kapitalisasi pasar alias
market cap GOTO mencapai Rp 62,47 triliun. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli