KONTAN.CO.ID - Sekitar 20 orang dari berbagai kalangan mendatangi kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jawa Barat untuk melaporkan perusahaan informasi dan teknologi, Talk Fusion. Perusahaan ini diduga menjalankan investasi bodong yang menawarkan keuntungan besar secara instan. Perusahaan ini menjual aplikasi dengan cara multi level marketing (MLM). Masuk ke Indonesia pertama kali pada 2012 yang dibawa oleh Mario Halim dan Marselinus Halim. Seluruh kegiatan TF di Indonesia diselenggarakan oleh V trust yang berpusat di Surabaya. "Kami meminta agar OJK segera menguarkan rilis kepada Talk Fusion untum menghentikan semua kegiatan investasi di Jawa Barat," ujar salah satu pelapor Aziz Asopari di kantor OJK Bandung, Jumat (15/9).
Talk Fusion ini masuk dalam daftar investasi bodong yang dirilis OJK pada Januari 2017, atau tidak memiliki izin operasional di Indonesia. Mereka bergerak dalam penjualan aplikasi seperti video call, video email, news letter, dan live meeting yang dapat diunduh di telepon pintar. Namun sejak dirilisnya daftar hitam tersebut, Talk Fusion masih menjalankan bisnisnya. Ia menjelaskan, pelaporan ini sudah dilakukan sejak Januari 2017 setelah OJK merilis daftar hitam investasi bodong. Mereka sudah melaporkan Talk Fusion ke OJK Jabar, Polrestabes Bandung, Satgas Waspada Investasi (SWI), Bareskrim Polri, dan beberapa pihak terkait lainnya. "Pihak dari Talk Fusion kemudian menjanjikan hingga dirilis izin. Tapi janji dari sejak enam bulan lalu, hingga saat ini tidak ada (izin menjalankan usaha)," kata dia. Ia menjelaskan, jumlah korban keseluruhan di Jawa Barat tercatat sebanyak 300 orang, dengan total kerugian mencapai Rp 10 miliar. Jumlah itu, dipastikan akan bertambah karena masih korban lainnya yang belum terdata dan melaporkan kasus tersebut. Di tempat yang sama, salah satu korban yang juga anggota TNI, Letkol Infanteri Nunu Ibnu Falah, menceritakan awalnya ia merasa tergiur dengan janji investasi yang ditawarkan perusaan asal di Florida, Amerika Serikat tersebut. Ia pun menivestasikan uang sebesar Rp.30 juta agar menjadi anggota dari perusahaan penjual IT ini pada bulan September 2016. Karena teknis untuk mendapatkan bonus harus merekrut orang lagi, ia kemudian mengajak keluarga dan kerabatnya untuk ikut bergabung. Setiap satu orang yang bergabung, Talk Fusion menjanjikan akan memberikan bonus sebesar US$150. Namun setelah Nunu merekrut beberapa orang, ia belum mendapatkan bonus sepeserpun dari apa yang dijanjikan.