Diduga kirim roket ke perbatasan, Korea Selatan dan AS pantau ketat Korea Utara



KONTAN.CO.ID - SEOUL. Korea Selatan bersama sekutunya, Amerika Serikat (AS), mulai memantau dengan ketat wilayah perbatasan setelah beredar rumor bahwa Korea Utara telah mengerahkan peluncur roket ke sejumlah titik.

Kepala Staff Gabungan (JCS) pada hari Selasa (23/3) mengatakan ada banyak tanda bahwa Korea Utara telah mengerahkan beberapa peluncur roket dan senjata lainnya di pulau perbatasan antar-Korea di Changrin.

"Militer kami telah melacak dan memantau gerakan militer Korea Utara dengan cermat, sementara otoritas intelijen Korea Selatan dan AS telah menjaga kerja sama yang erat," ungkap juru bicara JCS Kolonel Kim Jun Rak, dikutip dari Yonhap.


Tanda-tanda pengerahan pasukan pertama kali terdeteksi beberapa bulan lalu di lokasi yang sama. Pulau Changrin memang telah lama menampung pasukan dan beragam senjata pertahanan wilayah pesisir.

Secara geografis Pulau Changrin terletak tepat di utara Garis Batas Utara (NLL), perbatasan maritim antar-Korea de facto, dan sekitar 45 kilometer dari pulau Yeonpyeong di Korea Selatan.

Baca Juga: Gelar latihan militer sebulan penuh, tiga titik perairan berikut jadi fokus China

Dikutip dari Yonhap, pulau tersebut menjadi lokasi Korea Utara saat melakukan latihan penembakan artileri yang melibatkan senjata pesisir pada November 2019 di bawah bimbingan pemimpin Kim Jong Un. 

Saat itu Kementerian Pertahanan Seoul mengatakan latihan penembakan artileri itu melanggar perjanjian militer antar-Korea 2018.

Sejumlah peluncur roket yang kabarnya saat ini telah dikerahkan dianggap Korea Selatan lebih mengancam daripada senjata pesisir. Senjata semacam ini juga telah dipamerkan oleh Korea Utara bersama dengan rudal balistik dalam beberapa tahun terakhir.

Beberapa pihak menilai bahwa pengerahan militer ini bertujuan untuk membatalkan erjanjian Militer Komprehensif (CMA), di mana kedua Korea sepakat untuk menghentikan semua tindakan permusuhan terhadap satu sama lain.

Di sisi lain, banyak juga yang beranggapan bahwa ini hanyalah tindakan pencegahan dari Korea Utara di wilayah tersebut untuk mengurangi ketegangan dan mencegah bentrokan yang tidak disengaja.

Beberapa pekan terakhir ini Korea Utara memang terlihat semakin sinis terhadap aliansi Korea Selatan dan AS. Bahkan adik perempuan Kim Jong Un, Kim Yo Jong, memperingatkan kemungkinan membatalkan pakta dan memutuskan dialog dengan Korea Selatan sebagai protes atas latihan militer bersamanya dengan AS.

Selanjutnya: Kalau sejumlah syarat ini terpenuhi, Korea Utara bersedia penuhi permintaan AS