KONTAN.CO.ID - SEOUL. Produsen mobil kembali mendapat sorotan dari Regulator anti monopoli Korea Selatan (KFTC). Kalin iniTesla Inc yang tengah dituding melanggar Undang-Undang tentang Pelabelan dan Iklan yang Adil. Mengutip
Reuters pada Selasa (15/2), aksi ini sebagai buntut dari strategi pemasaran yang dituding telah melebih-lebihkan jarak tempuh beberapa modelnya kendaraan listrik, termasuk Model 3. "Kami berencana mengadakan pertemuan untuk memutuskan tingkat sanksi terhadap pembuat mobil itu," kata seorang pejabat di KFTC kepada Reuters.
Tesla, di situs webnya, mengatakan Model 3-nya dapat menempuh jarak 528 km atau 328 mil dengan sekali pengisian daya. Namun KFTC mengatakan bahwa klaim itu bisa kurang jika suhu turun di bawah titik beku. Analis mengatakan sebagian besar kendaraan listrik umumnya dapat mengalami beberapa kehilangan driving range dalam cuaca dingin. Tesla tidak segera memberikan komentar ketika dihubungi oleh Reuters.
Baca Juga: Elon Musk Sangat Yakin SpaceX Starship Barunya akan Mencapai Orbit Tahun Ini Dalam dunia mobil listrik secara umum, angka jangkauan per-pengisian yang diklaim diperoleh selama pengujian dalam kondisi yang terkendali dan standar. Banyak produsen kini juga mulai menyoroti kisaran perkiraan dunia nyata karena faktor-faktor seperti iklim, medan, perilaku mengemudi, beban penumpang, kemiringan dan penurunan, antara lain, berdampak besar pada jangkauan kendaraan listrik. Sebelumnya KFTC juga menghukum Mercedes yang terbukti melanggar aturan emisi. Perusahaan asal Jerman tersebut mesti membayar denda sebesar 20,2 miliar won atau sekitar US$ 16,9 juta. KFTC melaporkan bahwa Mercedes telah merusak perangkat mitigasi polusi dengan menginstal perangkat lunak ilegal di kendaraannya. Hasilnya, kendaraan mereka yang beredar di Korea Selatan ada dalam standar penilaian emisi yang lebih rendah dari saat tes sertifikasi. Dilaporkan ada 15 model kendaraan Mercedes yang telah memasang perangkat lunak tersebut. "Dengan itu berarti menjatuhkan sanksi terhadap operator penjualan mobil impor nomor 1 negara karena menghalangi pilihan pembelian rasional konsumen dengan iklan palsu dan menipu tentang kinerja pengurangan emisinya bahkan setelah skandal Dieselgate," ungkap KFTC dalam pernyataannya, seperti dikutip Reuters.
Baca Juga: Miliarder Bersaing di Bisnis Mobil Listrik Berdasarkan penyelidikan lebih dalam, pabrikan asal Jerman tersebut juga terbukti memasang iklan palsu yang menyebut emisi kendaraan mereka ada pada tingkat minimum dan memenuhi standar emisi Euro 6 antara Agustus 2013 dan Desember 2016. Aturan emisi pada kendaraan telah menjadi prioritas KFTC demi mengurangi kadar polusi di negara tersebut. Sejumlah pabrikan besar telah beberapa kali terkena denda untuk kasus yang serupa. Tahun lalu, KFTC memberlakukan denda atau memerintahkan tindakan korektif untuk Audi-Volkswagen Korea, Nissan Motor Corp, Stellantis Korea dan Porsche AG atas insiden kecurangan yang sama.
Editor: Herlina Kartika Dewi