KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Telkom Indonesia Tbk (
TLKM) diproyeksikan punya prospek yang menarik ke depan. Berbagai aksi kerjasama hingga pertumbuhan bisnisnya akan menjadi penopang kinerja TLKM ke depan
Head of Research Panin Sekuritas Nico Laurens mengungkapkan, secara pertumbuhan bisnis, TLKM sudah berada di jalur yang tepat dengan terus mencatatkan kinerja. Dia mencontohkan, dari sisi trafik data di mana Telkomsel mampu mencatatkan kenaikan menjadi 3,1 PB pada kuartal I-2021. Level tersebut menunjukkan kenaikan 7,2% secara kuartalan dan 59,7% secara
year on year (yoy)
“Selain itu, manajemen Telkomsel juga mengindikasikan telah menaikkan tarif sejak Maret 2021 silam dan hal tersebut juga direspon positif oleh kompetitor. Output-nya ini mengindikasikan kompetisi yang lebih sehat ke depannya, khususnya kuartal II-2021,” kata Nico kepada Kontan.co.id, Kamis (8/7). Sementara itu, kinerja TLKM pada segmen non-mobile, yakni IndiHome, juga berada dalam tren positif. Hal ini tercermin dari bertambahnya pelanggan baru sebanyak 130.000 sehingga membuat total pelanggan IndiHome kini sebesar 8,1 juta. Dari sisi
average revenue per user (ARPU) juga memperlihatkan kenaikan dari Rp 262.000 pada kuartal IV-2020 menjadi Rp 266.000 pada kuartal I-2021. Nico menyebut, kenaikan ini didorong oleh kebijakan IndiHome yang mendorong pelanggannya untuk menaikkan paket ke Triple Play, dengan kecepatan yang lebih tinggi.
Baca Juga: Laba bersih Telkom (TLKM) naik di kuartal I-2021, simak rekomendasi sahamnya Nico menambahkan, saat ini TLKM menunjukkan keseriusannya dalam mengembangkan ekosistem digital. Hal ini ditandai dengan Telkomsel yang meluncurkan logo baru pada Juni kemarin sebagai simbol transformasi digital. Ini diperkuat komitmen perusahaan untuk pengembangan Trifecta (
digital connectivity, digital service &
digital platform). Apalagi, Telkomsel pada akhir Mei silam sudah meluncurkan layanan 5G di 9 kota besar setelah mendapatkan Surat Keterangan Laik Operasi (SKLO). Melalui layanan tersebut, Tsel akan bisa terus mengembangkan ekosistem digital seperti
artificial intelligence (AI),
cloud computing dan internet of things.
“Selain itu, kami melihat ekosistem digital yang positif ini juga akan diakselerasi melalui investasi di Gojek, tercatat sebesar US$ 450 juta, yang juga akan membangun
lifestyle ekosistem digital ke depannya. Sebagai tambahan, rencana IPO Mitratel yang akan dilakukan di tahun ini juga akan menjadi katalis positif untuk valuasi perusahaan,” imbuh Nico. Dengan Telkomsel yang memiliki posisi yang dominan sebagai
market leader, Nico menilai ini akan memberikan fleksibilitas dalam kebijakan penentuan harga. Selain itu, dengan nanti adanya konsolidasi industri, maka ekspektasi kompetisi bisa lebih sehat ke depannya. Nico pun memberikan rekomendasi untuk beli saham TLKM dengan target harga Rp 4.000 per saham yang mencerminkan EV/EBITDA 4x 2021.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari