KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Transaksi perdagangan dan investasi menggunakan mata uang lokal atau local currency settlement (LCS) menjadi bisnis potensial bagi sektor perbankan. Sejak 2018, PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk telah ditunjuk sebagai Appointed Cross Currency Dealers (ACCD) untuk memfasilitasi pelaksanaan LCS melalui pembukaan rekening mata uang negara mitra di negara masing-masing. Direktur Treasury & Internasional BNI Henry Panjaitan mengatakan, transaksi LCS BNI meningkat signifikan yakni sekitar 6,25%. Dari 4 negara yang memiliki kerjasama LCS, Jepang menjadi salah satu negara yang aktivitasnya cukup menonjol.
"Hal ini terjadi karena di tahun 2021 ini dimulai LCS untuk mata uang JPY/IDR dan paling banyak didukung oleh sektor perdagangan dari Jepang," kata Henry, Kamis (6/1). Baca Juga: Ekonomi Mitra Dagang Mulai Pulih, Transaksi LCS BRI Ikut Naik Dengan realisasi itu, bank pelat merah ini telah menyiapkan langkah strategi untuk meningkatkan transaksi LCS di 2022. Selain melakukan literasi kepada seluruh nasabah, beberapa stimulus juga diberikan kepada para nasabah untuk mendorong aktivitas transaksi melalui skema LCS. Henry menambahkan, LCS merupakan salah satu program yang bertujuan untuk mempermudah eksportir maupun importir dalam pengelolaan transaksi mereka. Manfaat yang diperoleh nasabah adalah pembukaan rekening mata uang lokal mitra LCS di Indonesia. "Ada kemudahan dokumen underlying, remitansi dapat diterima dalam mata uang asal maupun mata uang setempat, harga konversi yang lebih kompetitif dan dapat melakukan investasi maupun financing dalam mata uang lokal mitra LCS di Indonesia," terangnya. Sejak tahun 2018 Bank Indonesia (BI) telah menginisiasi kerja sama LCS dengan Malaysia dan Thailand untuk mendorong penggunaan mata uang lokal oleh pelaku usaha dalam penyelesaian transaksi perdagangan bilateral kedua negara.