Didukung riset dan pengembangan, Darmin sebut sawit unik dari komoditas lainnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Komoditas kelapa sawit merupakan penyumbang devisa terbesar bagi Indonesia. Selain itu, sawit juga memiliki keistimewaan di bandingkan komoditas perkebunan lainnya yakni didukung riset dan pengembangan yang membuatnya menghasilkan banyak nilai tambah.

Hal itu dikatakan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution yang mengatakan bahwa kelapa sawit itu unik. Keunikan perkebunan sawit dinilai unik karena merupakan komoditas yang bisa didukung sektor Research and Development (R&D) secara memadai dan berjalan baik.

Baca Juga: Tangkal serangan Uni Eropa terhadap sawit, pemerintah perkuat ISPO


Sementara R&D tidak bisa berjalan di komoditas lain seperti karet dan kelapa.

Satu hal lagi yang menjadi perhatiannya adalah batang kelapa sawit yang ternyata bisa dimanfaatkan. "Saya mendengar bahwa batangnya banyak air. Kalau ditampung bisa jadi gula, ya walau tidak sebagus gula tebu. Tapi sudah ada permintaan pengembangan tentang ini," kata Darmin pada Selasa (31/7) di Jakarta.

Lalu, selain sebagai penyumbang devisa, kelapa sawit juga mampu menyejahterakan masyarakat dan mengurangi kemiskinan. Industri perkebunan sawit mampu menyerap hingga 4,2 juta tenaga kerja langsung dan 14,3 juga tenaga kerja tidak langsung.

Sementara kebun sawit yang dikelola petani swadaya mampu menyerap 4,6 juta pekerja.

Bahkan, sejak tahun 2000, sektor kelapa sawit mampu mengeluarkan 10 juta orang dari garis kemiskinan. Setidaknya sekitar 1,3 juta orang yang hidup di pedesaan keluar dari garis kemiskinan secara langsung berkat kelapa sawit.

Baca Juga: Kadin dan pemerintah akan kawal pasar sawit di Uni Eropa

"Sekarang kita lihat. Daerah-daerah yang didominasi kelapa sawit pasti memiliki tingkat kemiskinan yang lebih rendah daripada daerah lain. Ini menunjukkan bahwa industri kelapa sawit berkontribusi terhadap pencapaian SDGs (Sustainable Development Goals) 2030. Sesuai dengan program PBB untuk menyejahterakan masyarakat," tambah Darmin.

Selain itu, Darmin juga memaparkan bahwa hingga tahun 2018, total nilai ekspor produk sawit mencapai US$ 17,89 miliar dan berkontribusi hingga 3,5% dalam PDB.

Baca Juga: Kinerja Grup Astra (ASII) Longsor Terseret Bisnis Perkebunan Kelapa Sawit premium

Kelapa sawit juga berhasil melakukan penghematan devisa sebesar US$ 2,52 miliar dalam sektor ketahanan energi. Hal tersebut tercatat dalam penerapan kebijakan mandatori biodiesel dalam kurun waktu Agustus 2016 - 30 Juni 2018.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli