Digentayangi Sentimen Negatif, Simak Rekomendasi Saham Properti Berikut Ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Analis menilai saham sektor properti masih akan banyak digentayangi sentimen negatif di tahun depan. Jika mengacu pada data statistik Bursa Efek Indoensia (BEI), indeks properti tercatat turun 6,88% sejak awal tahun (Ytd).

Namun, beberapa emiten masih mampu mencetak kenaikan harga Ytd. Contoh, PT Ciputra Development Tbk (CTRA) naik 4,12% YtD, PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) 9,88%, PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) 39,34%, PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) 3,02%, dan PT Intiland Development Tbk (DILD) 12,18%.

Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori Fajar Dwi Alfian menilai sektor properti dibayangi sentimen negatif mulai dari kekhawatiran resesi hingga kenaikan suku bunga. Dari berbagai sentimen, ia berpandangan untuk potensi saham properti secara keseluruhan akan mengalami tekanan.


Namun demikian, untuk emiten-emiten yang mempunyai basis segmen yang cenderung defensif (segmen menengah atas) masih akan mampu mencatatkan kenaikan kinerja. Oleh sebab itu, ia mengatakan bahwa untuk investor yang mempunyai saham properti bisa melakukan aksi wait and see.

Baca Juga: United Tractors (UNTR) Kerek Target Bisnis di 2023, Simak Rekomendasi Sahamnya

"Sebab, meskipun laju potensi kenaikan suku bunga yang cenderung hawkish namun jika ingin merealisasikan profit, investor dapat memanfaatkan peluang window dressing," ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (2/12).

Fajar pun merekomendasikan CTRA dan BSDE yang merupakan pemimpin di segmennya. Adapun target harga CTRA pada rentang Rp 1.040 - Rp 1.100. Kemudian target harga BSDE di kisaran Rp 970 - 1.010.

Sementara analis Sucor Sekuritas Benyamin Mikeael menilai, secara umum saham properti masih cukup menarik. Ini seiring dengan valuasi saham-saham properti yang cenderung murah sehingga bisa dipertimbangkan untuk dikoleksi dalam melakukan diversifikasi.

Adapun pilihan saham properti Sucor Sekuritas berada di CTRA dengan target harga Rp 1.200 dan SMRA dengan target harga Rp 970. Untuk CTRA didukung kepemilikan diversifikasi portfolio proyek di 34 kota, sehingga meminimalkan resiko konsentrasi.

Selain itu, laba bersih CTRA tahun ini diproyeksikan akan mencapai all time high, walau tahun depan diestimasikan akan sedikit turun. Lalu, CTRA paling tidak juga akan meluncurkan 2 proyek baru masing-masing di Jakarta dan Greater Jakarta.

Baca Juga: Window Dressing Telah Tiba? Berikut Rekomendasi Saham Pilihan Analis

Sementara untuk SMRA, pertumbuhan laba yang solid, diekspektasikan marketing sales juga akan all time high di tahun depan dengan tumbuh 7% secara tahunan (YoY). Kemudian dari debt to equity ratio sudah sangat membaik jika dibandingkan dengan sebelum pandemi.

"Kedua emiten, valuasi secara disc to RNAV kurang lebih di -1SD to historical mean jadi cukup menarik," tutup Mikael.

 
SMRA Chart by TradingView

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi