Digitalisasi Bisa Jadi Salah Satu Penyebab Gangguan Mental Lho, Kok Bisa?



MOMSMONEY.ID - Penderita gangguan mental emosional kian banyak, digitalisasi jadi salah satu pemicunya. 

Kesehatan mental yang baik memungkinkan kita untuk berpikir, merasa, dan bertindak secara optimal. Namun, tidak semua orang memiliki kesehatan mental yang baik.

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, lebih dari 19 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami gangguan mental emosional, dan lebih dari 12 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami depresi.


Bahkan, Indonesia memiliki prevalensi orang dengan gangguan jiwa sekitar 1 dari 5 penduduk. Itu artinya, sekitar 20 persen populasi di Indonesia itu mempunyai potensi masalah gangguan jiwa.

Baca Juga: 5 Tanda Orang Tua Mengalami Burnout Saat Mengasuh Anak, Apa Saja?

Adjie Santosoputro, praktisi Mindfullness dalam sesinya di Wealth Wisdom 2023 PermataBank beberapa wkatu lalu mengatakan bahwa salah satu yang mempengaruhi keseahatan mental adalah digitalisasi. 

Menurutnya, dengan lingkungan yang serba cepat dan serba digital, banyak ruang interaksi yang membuat individu kelelahan berelasi. Hal ini membuat seorang individu cenderung abai untuk terkoneksi dengan diri sendiri yang kemudian bisa menjadi trigger terhadap lebih banyak isu terkait kesehatan mental.

Adjie juga menyampaikan bahwa hal yang tidak sehat di kehidupan modern ini adalah kita dengan mudah mendapatkan dopamine. Konsumsi ini dapat menutup kemungkinan kita merasa menutupi rasa sedih atau tidak nyaman.

Selain itu, terus menerus mencari sumber kesenangan sementara juga dapat mempengaruhi keseimbangan cara otak mengatur rasa senang dan sedih.

Yuk mulai sadari kesehatan mental Anda dan cari solusinya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Francisca bertha