Digitalisasi bakal membuat perbankan semakin efisien di 2021



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 telah membuat perubahan perilaku masyarakat jadi serba digital. Hal ini memberikan berkah bagi industri perbankan, lantaran digitalisasi membuat bank lebih efisien.

Bank Indonesia mencermati peningkatan efisiensi pada operasional perbankan di awal tahun. Lantaran perbankan melakukan penurunan biaya tenaga kerja dan biaya sewa akibat digitalisasi, yang masing-masing turun sebesar 3 bps yoy dan 5 bps yoy hingga Januari 2021.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mencatatkan rasio Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) pada Februari 2021 sebesar 75,23%. 


Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto menyatakan posisi itu turun jika dibandingkan posisi BOPO akhir tahun 2020 sebesar 81,22%. 

“Pada tahun 2021 ini rasio BOPO akan diproyeksikan berada di kisaran 75%. Strategi efisiensi yang dilakukan BRI terkait ini adalah melalui digitalisasi proses bisnis, dengan digitalisasi ini diharapkan proses bisnis akan semakin efisien dan efektif,” ujar Aestika kepada Kontan.co.id Rabu (24/3).

Baca Juga: Menkeu sebut transformasi digital jadi alternatif untuk negara kembali bangkit

Ia menambahkan, BRI juga melakukan efisiensi pada biaya dana dengan fokus meningkatkan dana murah. Hal itu didukung dengan platform simpanan berbasis digital dan pengembangan micropayment system.

Adapun PT Bank Central Asia Tbk mencermati di tengah tantangan yang dinamis saat ini, kontribusi utama BCA adalah memastikan operasional perbankan tetap berjalan optimal. Agar nasabah dapat memenuhi berbagai kebutuhan transaksi perbankan dengan lancar, aman, dan nyaman. 

Direktur Keuangan BCA Vera Eve Lim bilang pengelolaan operasional yang efisien dalam situasi ini dilakukan dengan optimalisasi transaksi. Melalui layanan perbankan digital dan transaksi nontunai sebagaimana yang tersedia di mobile banking dan internet banking.  

“Sebagai informasi, jumlah transaksi melalui mobile dan internet banking terus bertumbuh dengan pesat, yakni sebesar 50,7% yoy. Pada tahun 2020, BCA memproses lebih dari 30 juta transaksi per hari secara rata-rata, atau naik 18,3% dari tahun 2019,” tutur Vera kepada Kontan.co.id. 

Ia bilang rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) sebesar 63,45% sepanjang tahun 2020. Adapun BOPO BCA di 2019 tercatat sebesar 59,09%.  

Adapun Sekretaris Perusahaan PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara (Bank Sumut) Syahdan Ridwan Siregar bilang BOPO bank di level 80,22% pada 2020. Nilai itu menurun sebesar 0,16% dari tahun 2019 sebesar 80,38%. 

“Perseroan berusaha menekan rasio BOPO di antaranya dengan mengoptimalkan dana murah dan efisiensi sektor operasional. Untuk Tahun 2021 BOPO ditargetkan sebesar 80,41%,” jelas Syahdan kepada Kontan.co.id, Rabu (24/3). 

PT Bank CIMB Niaga Tbk berhasil menekan biaya operasional dalam menjalankan bisnis. Tercermin dari cost of income ratio (CIR) BNGA berada di posisi 48,95%. 

Presiden Direktur Bank CIMB Niaga Tigor M. Siahaan bilang nilai itu membaik dibandingkan 2019 di posisi 49,07%. 

“Ini menggambarkan berapa besar pengeluaran yang dilakukan untuk mendapatkan pemasukan. Itu untuk menurunkan 1% hingga 2% susah, ini akan kita jaga dibawah 50%, mudah-mudahan tahun ini lebih baik dari 48%,” tambah Tigor.

Selanjutnya: Bunga acuan BI turun, tapi margin keuntungan perbankan naik, kenapa?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi