Dihadapan Dolar AS, Mata Uang Asia Diproyeksi Menguat Sampai Akhir Tahun 2024



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di hadapan mata uang Asia, mata uang dolar Amerika Serikat (AS) masih melemah. Mengutip Bloomberg pada Jumat (23/3) pukul 15.00 WIB, rupiah menguat 0,69% dalam sehari ke level Rp 15.492 per dolar AS. 

Selanjutnya, baht Thailand menguat 0,75% dan yen Jepang terkerek 0,31%. Disusul, dolar Singapura yang terangkat 0,2%, kemudian ada ringgit Malaysia yang menguat tipis 0,04%. 

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi melihat di tengah hal itu, sejumlah mata uang Asia punya prospek bagus untuk menguat. Selain sentimen pemangkasan suku bunga oleh The Fed, faktor lainnya karena data ekonomi yang dimiliki beberapa negara Asia mencatatkan kinerja positif. 


Baca Juga: Berpotensi Lanjut Melemah, Simak Proyeksi Pergerakan Rupiah pada Jumat (23/8)

"Ini berpengaruh semua terhadap mata yuan, yen, rupiah, dolar Singapura, kemudian ringgit Malaysia," kata Ibrahim kepada KONTAN, Jumat (23/8). 

Terkhusus untuk yen, Bank of Japan (BoJ) diprediksi akan menaikkan suku bunga pada September mendatang semakin memperkuat posisi mata uang negeri matahari terbit itu. 

Sementara untuk rupiah, aksi demonstrasi dan situasi politik kemarin (22/8) memang sempat membuat rupiah tertekan. Namun hari Jumat (23/8) rupiah kembali rebound, dan diprediksi akan melanjutkan penguatan sampai akhir tahun. 

Ibrahim memprediksi rupiah akan berada di posisi Rp 14.700 pada September 2024, saat The Fed mengumumkan pemangkasan suku bunga, kemudian berlanjut ke posisi Rp 13.500 pada akhir tahun 2024. 

Baca Juga: Melemah Setelah Keputusan BI Rate, Segini Posisi Rupiah per Dolar AS, Rabu (21/8)

Sementara untuk Yen, Ibrahim memprediksi mata uang ini berada pada posisi 135 di hadapan dolar. Kemudian untuk dolar Singapura diprediksi menguat signifikan hingga menyentuh 1.2030. Untuk mata uang Tiongkok, yuan, memang kecil kemungkinan menguat karena sentimen data ekonomi yang hasilnya mengecewakan, tetapi berpotensi berada di posisi 7.1250.

Analis Pasar Mata Uang, Lukman Leong memproyeksi dolar AS masih tertekan hingga tahun depan. Hal ini kemudian membuat mata uang Asia terangkat. 

"Prospek mata uang Asia ke depannya akan bagus, karena pelemahan selama setahun ini disebabkan oleh tingkat suku bunga the Fed yang tinggi," kata Lukman kepada KONTAN, Jumat (23/8). 

Lukman sendiri merekomendasikan mata uang Asia yang menarik adalah ringgit, baht, peso dan yen dan rupiah.

Baca Juga: Melemah Setelah Keputusan BI Rate, Segini Posisi Rupiah per Dolar AS, Rabu (21/8)

Ringgit berpotensi ke level 4.1 sampai 4.2, kemudian Baht diprediksi akan berada di posisi 32.6 sampai 32.8. Sedangkan peso akan ada di posisi 53 sampai 54 dan yen 135 sampai 138, terakhir tentu saja Rupiah 14.800-15.000 per dolar AS. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli