Dihadapkan Pada Kenaikan Harga Hahan Baku, Begini Rekomendasi Saham KLBF dari Analis



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) dinilai akan menjalani tahun 2022 dengan penuh tantangan. Salah satunya akan datang dari kenaikan harga bahan baku seiring dengan menguatnya nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS).

Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Cheryl Tanuwijaya mengatakan, saat ini tren kenaikan suku bunga Amerika Serikat menjadi risiko utama terhadap prospek saham maupun kinerja KLBF. Pasalnya hal ini berpotensi membuat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS semakin tertekan dan jadi sentimen negatif bagi KLBF. 

“Penguatan dolar AS artinya akan membuat bahan baku yang diimpor juga akan semakin mahal dan bisa menggerus laba KLBF pada tahun ini,” katanya kepada Kontan.co.id, Kamis (16/6).


Oleh karena itu, ia melihat kinerja KLBF pada sisa tahun ini akan cukup penuh tantangan menghadapi potensi kenaikan harga bahan baku tersebut. Menurutnya, KLBF harus terus inovatif serta melakukan efisiensi dan pengelolaan harga agar bisa memperkecil dampak dari risiko yang ada. 

Baca Juga: Mobilitas Mulai Dilonggarkan, Cermati Rekomendasi Saham Jasa Marga (JSMR)

Cheryl menilai, salah satu upaya KLBF dengan mengembangkan produk berbahan baku herbal bisa menjadi katalis positif. Pasalnya, dengan bahan baku herbal yang lokal, biaya produksi tidak akan terpengaruh oleh nilai tukar. Alhasil, jika produk tersebut berhasil dikembangkan dan direspon baik oleh pasar, maka hal tersebut bisa menopang performa KLBF ke depan.

Senada, analis UOB KayHian Stevanus Juanda dalam risetnya pada 14 Juni menuliskan, efisiensi operasional menjadi kunci bagi KLBF jika ingin menjaga margin untuk tahun ini. Upaya KLBF menaikkan harga beberapa produk pharmaceutical, nutrusional, dan produk kesehatan sebesar 3-5% dinilai mempunyai dampak yang minim.

Stevanus menambahkan, efisiensi yang dilakukan oleh KLBF sejauh ini menunjukkan hasil yang cukup baik. Hal ini tercermin dari kenaikan biaya operasional pada kuartal I-2022 yang hanya sebesar 8,7%, padahal penjualan berhasil naik 16,6% pada periode yang sama. 

Adapun, emiten farmasi ini berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp 7 triliun atau naik 16,6% secara year on year pada kuartal I-2022. Sementara laba bersih tercatat sebesar Rp 835 miliar atau naik 16,5% secara yoy.

Lebih lanjut, Stevanus melihat sentimen positif juga bisa datang dari pulihnya permintaan terhadap produk pharmaceutical di rumah sakit. Hal ini seiring dengan mulai meningkatnya jumlah kunjungan pasien rawat jalan. 

Baca Juga: Pelonggaran Mobilitas Kerek Kinerja Unilever Indonesia (UNVR), Ini Rekomendasi Analis

"Dengan upaya efisiensi dan kenaikan harga jual, kami melihat margin pada tahun ini dapat terjaga. Proyeksi kami, laba bersih KLBF pada tahun ini bisa tumbuh 15%,” imbuh Stevanus, 

Stevanus saat ini merekomendasikan untuk beli saham KLBF dengan target harga Rp 2.100 per saham. Sementara Cheryl memberi rating hold untuk saham KLBF dengan target harga Rp 1.700 per saham.

 
KLBF Chart by TradingView

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi