KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski diterpa tantangan digitalisasi, kinerja emiten penyiaran masih mampu menjaga pertumbuhan kinerja. Bahkan ada yang laba bersihnya mampu melesat hingga
triple digit. PT Surya Citra Media Tbk (
SCMA) berhasil mencetak pertumbuhan laba periode tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar 115,28% secara tahunan atau
Year on Year (YoY) menjadi Rp 509,34 miliar hingga kuartal III-2024. Pertumbuhan laba bersih pengelola stasiun televisi SCTV ini salah satunya didukung oleh kenaikan pendapatan bersih. Hingga kuartal III-2023, SCMA meraup pendapatan bersih sebesar Rp 5,14 triliun atau naik 7,37% YoY.
Kemudian ada PT Media Nusantara Citra Tbk (
MNCN) yang berhasil menjaga pertumbuhan laba bersih, meski pendapatan mengalami penurunan. Pendapatan usaha bersih MNCN turun 1,35% YoY menjadi Rp 5,96 triliun per September 2024.
Baca Juga: Surya Citra Media (SCMA) Kembali Bagikan Dividen Interim, Cek Besarannya Namun penurunan pendapatan usaha itu diiringi dengan penyusutan jumlah beban langsung yang ditanggung MNCN sebesar 2,55% YoY menjadi Rp 3,1 triliun per kuartal III-2024 dari Rp 3,19 triliun. Dus, laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk
MNCN mencapai Rp 917,86 miliar selama periode Januari–September 2024. Ini melonjak 5,44% secara tahunan dari Rp 870,54 miliar. Co-CEO MNC Group Angela Tanoesoedibjo mengatakan meski menghadapi berbagai tantangan di industri, tetapi pos pendapatan digital, berlangganan dan penjualan konten masih mampu bertumbuh. "Ke depan, kami akan terus memprioritaskan dan mengembangkan sumber pendapatan lainnya, berinvestasi pada area yang tepat untuk mendukung bisnis dan fokus pada kemajuan teknologi," jelas Angela belum lama ini. Martha Christina, Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas menjelaskan berkaca dari perolehan hingga kuartal III-2024, kinerja SCMA jauh lebih atraktif karena pertumbuhan kinerja yang signifikan. "Kinerja SCMA relatif cukup konsisten karena ada sumber pendapatan dari lini bisnis
Over The Top (OTT), yakni Vidio yang membantu
top line dan
bottom SCMA naik dua kali lipat," jelasnya, Rabu (6/11).
Baca Juga: Laba Bersih Surya Citra Media (SCMA) Melesat Triple Digit hingga Kuartal III-2024 Martha menilai memang lini bisnis
Free To Air (FTA) mengalami perlambatan karena memang ada pergantian tren di masyarakat ke hiburan digital. Sehingga emiten penyiaran masih sedang terus berusaha. Meski ada gelaran pemilihan kepala daerah (pilkada), Martha menilai hajatan ini tidak akan berdampak signifikan. Mengingat sudah banyak pasangan calon yang lebih memiliki sosial media sebagai sarana kampanye. "Belakangan ini calon-calon kepala daerah sudah menggunakan kampanye dengan sosial media yang lebih efektif dan bisa diukur hasilnya, sedangkan FTA maupun media nasional lebih sulit untuk diukur," kata dia.
Walaupun tidak memberikan rekomendasi, berdasarkan capaian kinerja hingga kuartal III-2024, Martha menilai SCMA lebih menarik. Adapun hingga akhir perdagangan Rabu (6/10), SMCA ditutup koreksi 0,79% ke posisi Rp 126.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi