KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Investor asing terpantau masih melakukan aksi jual di pasar saham Tanah Air. Dalam sebulan terakhir, asing mencatatkan
net sell sebesar Rp 8,56 triliun di seluruh pasar. Hengkangnya aliran dana investor asing ini turut memberatkan laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Imbasnya, IHSG terjun ke bawah level psikologis di 7.500. Hingga akhir perdagangan Selasa (5/11), IHSG parkir di posisi 7.491,93. Kalau dibandingkan dengan penutupan hari sebelumnya, IHSG menguat 0,17%. Namun dalam sebulan terakhir, IHSG masih terkoreksi 0,86%.
Baca Juga: IHSG Jeblok ke Bawah 7.500, Tapi Asing Net Buy, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas Martha Christina mengatakan
outflow yang terjadi belakangan ini disebabkan karena potensi pemangkasan suku bunga The Fed yang hanya terjadi sekali. Selain itu, pelaku pasar juga masih menanti hasil dari pemilihan presiden di Amerika Serikat (AS). Martha menilai pelaku pasar akhir-akhir ini sudah memasang ekspektasi kalau Donald Trump berhasil meraih kemenangan. "Beberapa minggu terakhir ekspektasi pasar sedikit banyak sudah merespons kemenangan Donald Trump, di mana risiko ke depannya akan semakin besar," jelas dia dalam paparannya, Senin (4/11). Hal ini mengingat Donald Trump punya kebijakan yang cukup ketat terkait imigran dan perdagangan dengan China. Martha bilang hal tersebut dapat menimbulkan kenaikan harga sehingga berimbas pada inflasi. Memang pasar dalam negeri akan terimbas dari pemilihan pimpinan baru AS ini, namun Martha menilai efeknya hanya dalam jangka pendek dan masih ada harapan
window dressing di akhir tahun ini terjadi.
Baca Juga: IHSG Menguat 0,17% ke 7.491 Pada Selasa (5/11), INDF, AKRA, ANTM Top Gainers LQ45 "Tetap hati-hati dari sisi investor ada baiknya juga memegang uang tunai, kalau punya kas investor punya kekuatan untuk membeli suatu saham di harga bawah," katanya. Setali tiga uang, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus menilai volatilitas di pasar saham hanya berlangsung jangka pendek karena fundamental Indonesia masih kokoh. Selain menanti hasil pemilihan di AS, lanjut Nico, pasar juga masih mencermati arahan kebijakan The Fed. Apakah The Fed akan melakukan pemangkasan suku bunga di FOMC November ini atau menunda di Desember mendatang.
"Kalau The Fed menunda pemangkasan bulan ini, berarti potongan lebih besar akan terjadi di Desember mendatang. Tapi kalau pekan ini The Fed memotong suku bunga kemungkinan hanya 25 basis poin (bps)" jelasnya. Nico mengatakan dengan tembusnya level psikologis IHSG di 7.500, maka ini menjadi suatu momentum yang baik bagi investor untuk memiliki saham dengan fundamental baik dan valuasi yang atraktif. Di sisa tahun ini, Nico menyebut investor dapat mencermati saham-saham yang ada di sektor keuangan, konsumen primer, properti, konsumen siklikal, energi dan transportasi & logistik karena biasanya menguat di akhir tahun. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi