KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Potensi kenaikan suku bunga dari Bank Indonesia (BI) menghantui kinerja emiten sektor properti di sisa tahun ini. Untuk itu, PT Puradelta Lestari Tbk (
DMAS) tengah mengatur siasat, jika akhirnya BI mengerek suku bunga acuan. Direktur DMAS Tondy Suwanto menjelaskan pihaknya perlu untuk lebih harus lebih inovatif dalam menjalin kerja sama dengan perbankan. Tujuannya untuk memberikan berbagai kemudahan bagi konsumen. "Porsi terbesar penjualan kami dari sektor industri sehingga pengaruh suku bunga relatif tidak signifikan, dan kami optimistis tetap tumbuh seiring pertumbuhan ekonomi yang masih cukup baik," jelas Tondy saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (4/7).
Untuk tahun ini, Puradelta Lestari mengalokasikan belanja modal atau
capital expenditure (capex) sekitar Rp 800 miliar-Rp 900 miliar. Sekitar 25% akan digunakan untuk belanja lahan atau sekitar Rp 200 miliar-Rp 225 miliar.
Baca Juga: Puradelta Lestari (DMAS) Akan Membagikan Dividen, Simak Besaran dan Jadwalnya "Sisanya untuk melengkapi pembangunan berbagai infrastruktur untuk mendukung aktivitas baik produksi maupun kegiatan komersial lainnya dari seluruh tenant yang sudah eksis maupun calon tenant kami," imbuhnya. Sebelumnya, Tondy menjelaskan
landbank atau lahan merupakan material utama (
raw material) yang dibutuhkan oleh DMAS, dengan demikian setiap tahun pihaknya selalu mengalokasikan capex untuk belanja lahan dengan harga sesuai target. Penambahan lahan masih akan berlokasi di Cikarang. Dia menyampaikan saat ini DMAS masih fokus mengembangkan kawasan industri Greenland International Industrial Center (GIIC) seluas 1.458 hektare (ha) dan juga komersial dan residensial.
Adapun DMAS mengantongi pra-penjualan atau
marketing sales senilai Rp 615 miliar sepanjang periode Januari-Maret 2022. Capaian itu ditopang oleh penjualan lahan industri dan peningkatan permintaan dari sektor data center. Asal tahu saja, perolehan tersebut telah mencapai 34,2% dari target
marketing sales DMAS. Sebelumnya, DMAS menargetkan
marketing sales perseroan sepanjang 2022 mencapai Rp 1,8 triliun. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari