KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah mulai memetakan ketersediaan stok pangan dengan akan melakukan percepatan musim tanam. Hal itu untuk mengantisipasi terjadinya kekeringan dibeberapa wilayah di Indonesia. Sebab, mengacu data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) diperkirakan sebanyak 30% wilayah di Indonesia memasuki zona musim kemarau dalam beberapa waktu ke depan. Oleh karena itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta supaya ada percepatan musim tanam dengan memanfaatkan curah hujan yang masih terjadi hingga kini. Selain itu, sumber pengairan harus dicek ketersediaannya. Seperti danau, waduk, embung, kolam retensi, dan penyimpanan air buatan lainnya. "Antisipasi mitigasi harus betul-betul di siapkan sehingga pekerjaan dan stabilitas harga bahan pangan tidak terganggu," terang Jokowi, Selasa (5/5).
Baca Juga: Kementan: Sebanyak 155 ton bantuan beras tersalurkan melalui ATM Beras Untuk mendukung percepatan musim tanam itu, diperlukan adanya ketersediaan sarana-sarana produksi pertanian baik yang berkaitan dengan bibit pupuk yang harganya terjamin. Sebagai manajemen pengelolaan stok terutama beras. Jokowi meminta agar Perum Bulog tetap menyerap gabah petani. Hal itu agar harga gabah di level petani bisa tetap terjaga. Menyambut permintaan itu, Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo bilang akan melakukan percepatan musim tanam di lahan existing seluas 5,6 juta hektare (ha). "Panen raya kita Mei ini, kemudian sesudah panen dilakukan upaya penanaman," terangnya. Dus, ekstensifikasi lahan juga bisa dilakukan untuk menggenjot produksi. Sehingga nantinya stok pangan akan aman meski terjadi kekeringan di sejumlah wilayah.
Baca Juga: Ini 3 arahan presiden Jokowi antisipasi dampak kekeringan terhadap stok bahan pokok Untuk saat ini, pemerintah menjamin stok dan harga 11 komoditas bahan pangan aman. Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto bilang, diharapkan stok akan meningkat pada bulan Mei dan Juni ini. Seperti misalnya, gula pasir yang akan digelontorkan stok Bulog sebesar 25.000 ton, stok gula realokasi dari industri 140.000 ton, dan gula impor 9.000 ton. "Diharapkan lebaran nanti sudah terdapat stok yang cukup di pasar. Sehingga harga menjadi stabil," terangnya. Untuk bawang putih terdapat stok produksi nasional 50.000 ton. Sementara impor telah masuk 95.000 ton pada April lalu dan ditargetkan 78.000 ton bulan Mei ini. "Mudah-mudahan tidak ada aral melintang dari segi distribusi dan lain lain yang bisa berakibat harga tidak stabil di beberapa tempat," tandasnya.
Baca Juga: Ini 3 arahan presiden Jokowi antisipasi dampak kekeringan terhadap stok bahan pokok Ketua Umum Serikat Petani Indonesia (SPI), Henry Saragih meminta supaya pemerintah segera memberikan stimulus kepada petani untuk mengahalau beban yang dihadapi atas dampak dari Covid-19. Saat ini, mengacu data BPS, Nilai Tukar Petani (NTP) di bulan April 2020 ini mengalami penurunan 1,73% menjadi 100,32 dibandning NTP Maret yang mencapai 102,09. Oleh karna itu. “Perluas subsidi pertanian, jangan hanya bantuan seperti pupuk yang belum tepat sasaran dan cenderung menumpuk, alihkan dan perluas ke jaminan harga pembelian yang menguntungkan bagi petani oleh pemerintah dengan mensubsidi ketika harga jual dari petani anjlok,” tutur Henry, Selasa (5/5). SPI juga menyarankan agar pemerintah melakukan penguatan kelembagaan koperasi petani untuk membeli produk petani dengan harga yang ditetapkan dan menguntungkan petani, serta menyalurkan pangan ke lembaga-lembaga pemerintah. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Pratama Guitarra