Dihelat pekan ini, SIAL Interfood bidik transaksi Rp 500 miliar



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pameran internasional tahunan di sektor makanan, minuman, horeca, jasa boga dan bakery bakal kembali digelar di Indonesia. Pameran bertajuk Salon International de I'alimentation (SIAL) Interfood itu bakal digelar di JIExpo, Kemayoran mulai 13-16 November 2019.

Daud D Salim, CEO PT Kristamedia Pratama sebagai penyelenggara pameran menyampaikan tahun ini pameran SIAL Interfood diikuti lebih dari 880 perusahaan dari 30 negara. Jumlah tersebut mengalami peningkatan 10% dari capaian tahun sebelumnya, sedangkan target pengunjung diprediksi lebih dari 82.000 pengunjung.

Selain itu, dari sisi transaksi pihaknya juga menargetkan adanya peningkatan jumlah transaksi pada gelaran kali ini. Tidak hanya transaksi selama empat hari pameran, tetapi diharapkan transaksi usai pameran juga mengalami peningkatan.


Baca Juga: Bogasari gelar festival kuliner UKM pertama di Indonesia Timur

"Dalam pameran ini juga ada produk inovasi yang di pamerkan hanya ingin tes pasar. Tahun lalu transaksi selama pameran bisa sampai Rp 300-400 miliar tetapi itu tidak eksak," ujarnya di Jakarta, Senin (11/11)

Asal tahu saja, kontribusi industri makanan dan minuman pada kuartal III mencapai 6,25% terhadap PDB nasional dan 37% terhadap PDB industri pengolahan non migas dengan laju pertumbuhan 7,72%. Oleh karena itu, pameran ini akan menjadi ajang produk inovasi domestik untuk go internasional.

"UMKM bisa naik kelas di pameran ini, artinya mereka bisa tingkatkan skill, produksi dan investasi. Target transaksi gelaran kali ini bisa dikatakan sekitar Rp 500 miliar," lanjutnya.

Abdul Rochim, Direktur Jenderal Agro Kementerian Perindustrian menyebut industri makanan dan minuman menjadi salah satu unggulan pemerintah mendongkrak ekonomi. Apalagi realisasi investasi industri tersebut hingga kuartal III telah mencapai Rp 26,39 triliun untuk PMDN dan US$ 1 miliar untuk PMA.

"Investasi di Industri makanan dan minuman meningkat cukup signifikan, ujung-ujungnya perlu pemasaran. Pameran ini adalah pameran internasional yang akan mendatangkan buyer potensial," ujarnya.

Baca Juga: Upaya ABC President Indonesia menjangkau pasar mi instan

Apalagi sektor ini merupakan sektor padat karya dengan yang sampai dengan Februari 2019 tercatat menyerap sebanyak 5,2 juta orang atau setara dengan 28,52% dari total tenaga kerja industri pengolahan yang mencapai 18,2 juta orang.

Adhi S Lukman, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (Gapmmi) menyebut menyampaikan pihaknya akan memanfaatkan pameran internasional tersebut untuk promosi dan ekspansi. Pihaknya akan melakukan pertemuan dengan pengusaha dari beberapa negara.

"Kami akan terima tim dari Ethiopia kami akan business matching dengan delegasi mereka. Mereka ingin cari produk-produk dari Indonesia, juga dengan delegasi Vietnam yang hadir di SIAL Interfood kami ingin tingkatkan investasi dan kerjasama dengan mereka," ujar Adhi.

Asal tahu saja, ekspor produk makanan dan minuman pada kuartal III tercatat sebesar US$ 19,31 miliar sedangkan nilai impor mencapai US$ 8,78 miliar sehingga memberikan imbas neraca perdagangan yang positif. Yang jelas, pameran ini bisa dimanfaatkan pengusaha makanan dan minuman lokal untuk bisa ekspansi ke luar negeri.

Baca Juga: Cashback dompet digital yang selalu bikin ketagihan top up

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi