KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Proyek konstruksi Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau JKT-BDG tengah jadi sorotan. Proyek yang pembangunannya diresmikan Presiden Jokowi pada 2016 lalu itu distop oleh Kementerian PUPR karena jadi pemicu banjir di Tol Jakarta-Cikampek. Proyek ini dikerjakan PT Kereta Cepat Indonesia China ( KCIC) dan ditargetkan bisa mulai beroperasi pada 2021. Kendati demikian, proyek kerja sama konsorsium BUMN dan China Railways ini beberapa mengalami insiden. Di awal pembangunannya, kereta cepat ini sempat menuai kontroversi. Selain menggunakan dana pinjaman China, beberapa kalangan menilai Jakarta-Bandung belum terlalu membutuhkan moda kereta cepat lantaran jaraknya yang pendek, serta sudah ada Tol Cipularang dan KA Argo Parahyangan.
Baca Juga: Pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung dipastikan molor dari target Berikut 4 insiden yang sempat membuat pembangunan proyek ini beberapa kali terhenti: 1. Picu banjir Lewat Komite Keselamatan Konstruksi, Kementerian PUPR meminta KCIC menghentikan sementara proyek pembangunan Kereta Cepat JKT-BDG mulai tanggal 2 Maret 2020, karena dianggap memicu munculnya genangan banjir di ruas Tol Jakarta-Cikampek. Penghentian proyek itu karena alasan sistem manajemen konstruksi yang perlu dievaluasi. Selain jadi penyebab banjir, hal-hal yang jadi perhatian Kementerian PUPR seperti material proyek hingga penyempitan jalan di beberapa titik jalan tol. Saat musim penghujan datang, alhasil banyak ruas Tol Cikampek yang terendam banjir. Akibatnya, kemacetan parah terjadi di tol tersebut. Beberapa titik banjir antara lain di KM 19, KM 34, dan KM 8. Baca Juga: Pencairan pinjaman proyek kereta cepat JKT-BDG ditargetkan Maret 2. Pipa BBM Pertamina meledak Diberitakan Harian Kompas, 23 Oktober 2020, pipa penyalur BBM milik Pertamina di Kota Cimahi, Jawa Barat, terbakar hebat. Insiden yang terjadi di lokasi pembangunan konstruksi proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung itu menewaskan seorang pekerja.