JAKARTA. Saham PT Krakatau Steel (KRAS) bergerak fluktuatif hari ini. Saham KRAS sempat ditransaksikan di level terendah Rp 1.230 atau turun 2,4% dan di level tertinggi di posisi Rp 1.270 atau naik 0,8%. Namun pada pukul 11.19, saham KRAS ditransaksikan dengan penurunan 0,79% menjadi Rp 1.250. Dari perbincangan di sejumlah milis, saham KRAS dikabarkan akan dikerek hingga mencapai level Rp 2.000. "Sepertinya target harga Rp 2.000 bisa dicapai dalam sepuluh hari ke depan," kata salah seorang anggota milis. Namun, menurut salah seorang sumber KONTAN yang tak mau namanya disebut, kenaikan harga batubara dipastikan akan menaikkan biaya produksi KRAS. "Namun jika produsen baja lokal, khususnya KRAS, memiliki cadangan cukup dan bisa memperoleh batubara lebih murah dari kompetitornya, maka akan bisa diuntungkan dari kenaikan harga baja ini," jelasnya. Sumber KONTAN menambahkan, harga jual baja pasti naik karena produsen baja global, terutama India dan Jepang, menurunkan level produksinya. Kabarnya, analis baru akan merekomendasikan buy untuk saham KRAS jika investor asing sudah mulai mengoleksi saham ini. Berdasarkan data Bloomberg pukul 11.30, sejumlah broker yang aktif membeli saham ini antara lain: Sinarmas Sekuritas senilai Rp 13,59 miliar, Millennium Atlantic Securities senilai Rp 6,17 miliar, dan eTrading Securities senilai Rp 5,96 miliar. Sementara, broker-broker yang banyak melepas saham KRAS adalah: Valbury Asia Securities senilai Rp 10,88 miliar, Artga Securities senilai Rp 10,67 miliar, dan eTrading Securities senilai Rp 7,78 miliar.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Diisukan bakal dikerek ke level Rp 2.000, saham KRAS bergerak fluktuatif
JAKARTA. Saham PT Krakatau Steel (KRAS) bergerak fluktuatif hari ini. Saham KRAS sempat ditransaksikan di level terendah Rp 1.230 atau turun 2,4% dan di level tertinggi di posisi Rp 1.270 atau naik 0,8%. Namun pada pukul 11.19, saham KRAS ditransaksikan dengan penurunan 0,79% menjadi Rp 1.250. Dari perbincangan di sejumlah milis, saham KRAS dikabarkan akan dikerek hingga mencapai level Rp 2.000. "Sepertinya target harga Rp 2.000 bisa dicapai dalam sepuluh hari ke depan," kata salah seorang anggota milis. Namun, menurut salah seorang sumber KONTAN yang tak mau namanya disebut, kenaikan harga batubara dipastikan akan menaikkan biaya produksi KRAS. "Namun jika produsen baja lokal, khususnya KRAS, memiliki cadangan cukup dan bisa memperoleh batubara lebih murah dari kompetitornya, maka akan bisa diuntungkan dari kenaikan harga baja ini," jelasnya. Sumber KONTAN menambahkan, harga jual baja pasti naik karena produsen baja global, terutama India dan Jepang, menurunkan level produksinya. Kabarnya, analis baru akan merekomendasikan buy untuk saham KRAS jika investor asing sudah mulai mengoleksi saham ini. Berdasarkan data Bloomberg pukul 11.30, sejumlah broker yang aktif membeli saham ini antara lain: Sinarmas Sekuritas senilai Rp 13,59 miliar, Millennium Atlantic Securities senilai Rp 6,17 miliar, dan eTrading Securities senilai Rp 5,96 miliar. Sementara, broker-broker yang banyak melepas saham KRAS adalah: Valbury Asia Securities senilai Rp 10,88 miliar, Artga Securities senilai Rp 10,67 miliar, dan eTrading Securities senilai Rp 7,78 miliar.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News