Dikabarkan bakal crossing saham besok, ini kata analis soal saham BNLI dan ASII



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aksi akuisisi PT Bank Permata Tbk (BNLI) oleh Bank Bangkok kabarnya akan diresmikan besok dengan crossing saham di harga Rp 1.396 per saham.

Saat dikonfirmasi, Head of Corporate Affairs Bank Permata Richelle Maramis enggan memberi komentar mengenai informasi yang sudah beredar. "Kami tidak dapat berkomentar tentang market rumours. Hal ini di luar ranah kami," jelas Richelle kepada Kontan.co.id, Senin (18/5).

Namun yang pasti, para pemegang saham telah menyetujui rencana akuisisi oleh Bangkok Bank Public Company Limited atas 24,99 miliar saham atau sekitar 89,12% dari jumlah saham yang ditempatkan dan disetor Bank Permata. Akuisisi dilakukan melalui pembelian 12,49 miliar saham seri B atau 44,56% dari jumlah saham yang dipegang PT Astra International Tbk (ASII) dan 12,49 miliar saham atau 44,56% dari Standard Chartered Bank. Nilai transaksinya mencapai Rp 34 triliun.


Baca Juga: Harga akuisisi saham Bank Permata disebut Rp 1.396 per saham, begini respons Astra

Vice President Research Artha Sekuritas Frederik Rasali mengatakan investor bisa ikut melakukan aksi profit taking. Namun di tengah kabar yang beredar tersebut, harga saham BNLI belum mampu mencapai nilai transaksi yang rencananya disetujui yaitu Rp 1.396 per saham.

Adapun hari ini harga BNLI ditutup menguat 4,03% menjadi Rp 1.290 per saham. "Bila informasi transaksi benar, justru aneh bila harga belum mencapai angka tersebut. Artinya pasar belum atau tidak merespons berita tersebut," jelas Frederik.

Dia menambahkan, untuk mengetahui prospek BNLI ke depan, Frederik perlu mempelajari lebih lanjut mengenai manajemen bisnis yang dilakukan dengan adanya pengubahan manajemen. Bila akuisisi berhasil dilaksanakan maka beberapa kursi komisaris bakal diisi oleh Bangkok Bank.

Baca Juga: Akibat Covid-19, laba Bank Permata tergerus hingga 99%

Adapun Chartsiri Sophonpanich akan menjadi komisaris utama menggantikan Sebastian Ramon Arcuri. Kemudian Chong Toh, Chalit Tayjasanant dan Niramarn Laisathit bakal menggantikan Suparno Djasmin, Mark Spencer Greenberg dan Ian Charles Anderson.

Dihubungi terpisah, Kepala Riset Samuel Sekuritas Suria Dharma menilai justru transaksi ini bakal lebih menguntungkan saham PT Astra International Tbk (ASII) ketimbang saham BNLI. "Saya lebih tertarik dengan ASII yang bakal dapat dana sekitar Rp 17,4 triliun. BNLI masih ada potensi kalau tender offer dilakukan," jelasnya.

Dus investor bisa sell on strength atau ambil cuan dari saham ASII dengan target harga berpotensi naik di atas Rp 4.000 per saham.

Baca Juga: Astra (ASII) Pangkas Belanja Modal Hingga 50%, Begini Prospek Kinerjanya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati