Dikabarkan bakal tambah saham di Weda Bay, begini tanggapan ANTM



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dikabarkan berniat menambah kepemilikan saham di PT Weda Bay Nickel menjadi sebesar 40% dari porsi saat ini sebesar 10%.

Mengutip Bloomberg, ANTM dikabarkan telah melakukan pembicaraan dengan sejumlah pihak termasuk pemegang saham lain di PT Weda Bay.

"ANTM telah menghubungi bank investasi untuk mendiskusikan potensi penjualan saham dari raksasa baja China Tsingshan Holding Group Co, salah satu mitra bersama perusahaan tambang Prancis Eramet Group," ujar sumber Bloomberg, dikutip Senin (27/10).


Adapun, rencana penambahan 30% saham ini disebut akan membutuhkan dana sebesar US$ 300 juta.

Kendati demikian, penjajakan ini disebut baru memasuki tahapan awal dan belum ada kepastian soal berapa besar daham yang akan didivestasi oleh Tsingshan.

Dikonfirmasi terpisah, Senior Vice President Corporate Secretary ANTM Kunto Hendrapawoko enggan menanggapi lebih jauh terkait kabar ini.

"Berkaitan dengan informasi fakta material akan diinformasikan oleh ANTAM dengan melakukan keterbukaan informasi sesuai dengan ketentuan yang ada bagi perusahaan terbuka," ujar Kunto kepada Kontan.co.id, Senin (27/10).

Ia menambahkan, pihaknya masih akan terus melakukan ekspansi pada hilirisasi pengolahan mineral serta perluasan basis cadangan dan sumber daya.

"Perusahaan juga terbuka dalam menjalin kemitraan dengan partner strategis berdasarkan profitabilitas menguntungkan dalam mengembangkan proyek-proyek hilirisasi, baik nasional maupun internasional," jelas Kunto.

Baca Juga: Perkuat portofolio emas, Antam (ANTM) jajaki peluang bisnis hulu hingga hilir

Ia melanjutkan, kriteria mitra yang disasar yakni mitra kerja yang memiliki akses terhadap teknologi dan pendanaan untuk pengembangan produksi mineral olahan baru dari cadangan yang yang dimiliki ANTM.

Sekedar informasi, hingga tahun 2019 tercatat posisi cadangan bijih nikel ANTAM sebesar 353,74 juta wmt dengan sumber daya bijih nikel mencapai sebesar 1,36 miliar wmt.

Kunto mengungkapkan, potensi cadangan dan sumberdaya mineral nikel tersebut menjadi salah satu kekuatan dalam pengembangan skala bisnis Perusahaan melalui hilirisasi mineral nikel yang bernilai tambah serta diklaim dapat meningkatkan kontribusi yang positif bagi negara dan masyarakat.

Sekedar informasi, porsi Tsingshan Group dan Eramet Group memegang porsi 90% dimana dalam patungan ini Eramet menguasai 43% saham pengendali dan 57% sisanya oleh Tsingshan Group.

Dikutip dari situs resmi Eramet, proyek Weda Bay memiliki potensi 9,3 juta ton kandungan nikel dimana operasi penambangan telah dimulai di Teluk Weda di Halmahera, Maluku.

"Metrik ton feronikel pertama diproduksi, dan 1,6 juta stok bijih nikel terbentuk. Nantinya, bijih ini akan disuplai ke pabrik ferroalloy di pulau itu, termasuk yang dimiliki oleh usaha patungan Eramet-Tsingshan," dikutip dari situs resmi Eramet, Senin (27/10).

Selain itu, pengecoran feronikel pertama telah dilakukan pada 30 April 2020 yang disebut lebih cepat dari jadwal awal yakni dua puluh bulan setelah konstruksi pabrik dimulai. 

Keempat lini produksi tersebut telah beroperasi sejak Mei, dengan produksi feronikel mencapai 4,2 kilo ton pada Juni 2020.

Pihak Eramet menjelaskan, selain sejumlah perkembangan awal di atas, Teluk Weda diharapkan dapat membuka peluang baru dimana tim di Eramet saat ini disebut sedang melakukan studi tentang produksi nikel untuk baterai kendaraan listrik.

Selanjutnya: Rencana Antam (ANTM) Mengantarkan IPO Logam Mulia Akan Ramaikan Emiten Emas di Bursa

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .