Dikepung sentimen negatif, IHSG rebound 0,2% pagi ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski dikepung berbagai sentimen negatif, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka dengan penguatan pada Selasa (25/9).

Indeks rebound dari posisi kemarin yang merosot 1,27% atau 75 poin menjadi 5.882. 

Analis Panin Sekuritas William Hartanto sebleumnya mengatakan, koreksi indeks kemarin menutup gap, dan masih tersisa sedikit.


"Namun investor asing mencatatkan net buy, sehingga indikasinya IHSG akan rebound dalam jangka pendek" kata William. Dia memperkirakan, IHSG hari ini berbalik menguat dan bergerak di rentang 5.870 - 5.950.

Beberapa analis lainnya, melihat IHSG dikelilingi sentimen negatif dan akan melemah hari ini. Apalagi, ketegangan perang dagang makin menjadi setelah AS dan China sama-sama menerapkan tarif baru atas produk impor negara lawan, kemarin. 

Dennies Christoper Jordan, Analis Artha Sekuritas Indonesia misalnya, sentimen pelemahan bisa datang dari sikap pasar yang mengantisipasi kenaikan suku bunga The Fed dan Bank Indonesia 7 Day Repo Rate pada pekan ini.

Bank sentral AS Federal Reserve akan menggelar rapat pertemuan pada Selasa dan Rabu ini (25-26/9). Sementara Bank Indonesia mengumumkan penentuan bunga setelah rapat Rabu dan Kamis (26-27/9) mendatang. 

Secara teknikal, Dennies melihat ada peluang penurunan IHSG. "Candle Stick membentuk pola Evening Star mengindikasikan akan melanjutkan pelemahan dalam jangka pendek," kata Dennies.

Dia memperkirakan, IHSG hari ini akan bergerak pada rentang support 5.852 - 5.823. Serta resistance 5.934 - 5.987.

Dari dalam negeri

Kepala Riset MNC Sekuritas Edwin Sebayang melihat, sentimen utama yang bisa menyebabkan pelemahan IHSG hari ini cenderung dari domestik. Terutama karena nilai tukar rupiah yang mendekati Rp 14.900 per dollar AS. 

"Kondisi ini justru membuat APBN Indonesia  semakin babak belur, karena akan membuat bengkak subsidi BBM ditengah penantian kenaikan Fed Fund Rate (FFR) oleh Bank Sentral AS atau The Fed, serta menunggu respons Bank Indonesia atas kenaikan FFR tersebut," jelasnya, Selasa (25/9).

Di samping itu, Edwin memperkirakan defisit transaksi berjalan atau curent account deficit (CAD) Indonesia pada kuartal III 2018 masih tetap tinggi, di mana di kuartal II 2018 CAD mencapai 3,04% dari produk domestik bruto (PDB) atau senilai US$ 8 miliar. CAD ini lebih tinggi dari kuartal I 2018 yakni sebesar US$ 5,7 miliar.   "Indeks diperkirakan akan bergerak pada kisaran 5.838-5.909, dengan potensi pergerakan rupiah dikisaran Rp 14.820-Rp 14.930 per dolar AS," ungkap Edwin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia