KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ancaman tarif impor otomotif Amerika Serikat ke Uni Eropa membuat mata uang euro melesu. Di saat yang sama, pelaku pasar kembali memburu mata uang yen demi berlindung dari risiko perang dagang yang semakin menjalar. Mengutip Bloomberg, Jumat (26/6) pukul 17.30 WIB, pasangan EUR/JPY mengalami koreksi sebesar 0,46% ke posisi 127,89. Sejumlah sentimen negatif masih mengepung mata uang Benua Biru ini sehingga diproyeksi tetap berada dalam tren bearish. Analis Monex Investindo Faisyal, menjelaskan, konflik dagang antara AS dan Uni Eropa yang kian memanas membuat euro tertekan. Selain itu, kisruh politik di Jerman terkait masalah imigran juga menjadi sentimen negatif buat euro," ujar Faisyal, Selasa (26/6).
Sekadar informasi, saat ini negara dengan perekonomian terbesar di Uni Eropa tersebut masih bermasalah dengan kebijakan imigrasinya. Menteri Dalam Negeri Jerman Horst Seehofer sempat bersitegang dengan Kanselir Jerman Angela Merkel lantaran adanya perbedaan pendapat soal imigran. Dari sisi mata uang yen, sejatinya data ekonomi terbaru tidak begitu memihak pada penguatan mata uang Negeri Sakura ini. Data Consumer Price Index (CPI) bulan Juni dari Bank Sentral Jepang (BoJ) hari ini dirilis stagnan di level 0,5%. "Data inflasi tersebut jadi sentimen buruk buat yen, tapi saat ini investor lebih fokus pada posisi yen sebagai aset lindung di tengah konflik dagang," terang Faisyal.