Dilanda Kekeringan Tingkat Tinggi, China Umumkan Kondisi Darurat



BEIJING. China mengumumkan kondisi kekeringan darurat tingkat satu. Tingkat ini merupakan level kekeringan terparah yang terjadi di Negeri penghasil gandum terbesar dunia itu.

Berdasarkan data dari Office of Flood Control and Drought Relief Headquarters China, sekitar 10,3 juta hektare dari lahan pertanian di seluruh China terkena dampak ini. Yang lebih memprihatinkan, sekitar 4,3 juta orang dan 2,1 juta ternak juga memiki keterbatasan dalam mengakses minuman.

Musibah kekeringan yang melanda China ini cukup memprihatinkan. Untuk mengatasi permasalahan itu, Pemerintah China sudah berkomitmen untuk menggelontorkan dana sebesar 300 juta yuan atau US$ 44 juta. Sekitar 100 juta yuan diantaranya sudah disalurkan.


Adanya kekeringan yang melanda Negeri Panda ini bisa berdampak pada pengurangan produksi pertanian. Efeknya, tingkat ekspor pun semakin menyusut dan sehingga menghambat upaya pemerintah untuk meningkatkan pendapatan pedesaan saat ini. Apalagi, kini sekitar 20 juta pekerja migran telah kehilangan mata pencahariannya.

Menurut kantor berita Xinhua, Presiden Hu Jintao dan Perdana Menteri Wen Jiabao telah memerintahkan untuk mengerahkan segala upaya mengatasi kekeringan.

Kemarin, harga gandum langsung melonjak ke level tertinggi dalam dua minggu terakhir karena adanya kerusakan hasil pertanian di China. Hari ini, pada pukul 09.00 waktu Singapura, harga kontrak gandum untuk pengantaran Maret naik 0,2% menjadi US$ 5,63 per bushel di Chicago Board of Trade.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie