NEW YORK. Bursa saham Amerika Serikat (AS) pun tidak luput dari aksi jual yang melanda bursa global. Setelah pasar mengalami penurunan bulanan terbesar lebih dari tiga tahun terakhir.

Pelemahan ini di tengah kekhawatiran pasar terhadap perlambatan ekonomi China yang dampaknya bakal membebani perekonomian global. Indeks Standard & Poor 500 turun 1,6 % ke level 1.941,17 pada pukul 09:32 pagi waktu New York, setelah mengalami penurunan bulanan terbesar sejak Mei 2012.

Sebelumnya, pasar Asia melemah, diikuti Indeks Shanghai Composite merosot 4,8 % pasca rilis data manufaktur yang menunjuk perlambatan ekonomi China diperdalam.

Badan Usaha Patuh, Pekerja Terlindungi JKN

Komentar Wakil Ketua Federal Reserve Stanley Fischer pekan lalu yang menyarankan bank sentral untuk tidak mengesampingkan kenaikan suku bunga ketika Komite Pasar Terbuka Federal mengadakan pertemuan pada 16-17 September mendatang.

Memicu kekhawatiran bahwa kemungkinan The Fed tetap akan menaikkan suku bunga bahkan ketika melambatnya pertumbuhan ekonomi di seluruh dunia. Para trader kini mempunyai peluang hingga 38 % pada bulan ini, meningkat dari 24 % pada Rabu lalu.

Indeks S&P 500 ditutup turun 6,3 % selama bulan Agustus seiring devaluasi mata uang China memacu kekhawatiran pertumbuhan ekonomi global, menghilangkan dana lebih dari U$ 5,7 triliun nilai pasar ekuitas di seluruh dunia.

Investor mengamati data ekonomi sebagai petunjuk untuk menentukan waktu menaikkan suku bunga AS. Pertumbuhan manufaktur melambat pada bulan Agustus, menurut perkiraan yang disurvei oleh Bloomberg sebelum laporan data Institute for Supply Management (ISM) pada pukul 10 pagi.

Data terpisah menunjukkan belanja konstruksi dipercepat pada bulan Juli. Kemarin, Indeks manufaktur bulanan di Midwest merosot, sementara indeks manufaktur di Texas merosot tajam menuju kontraksi di tengah kemerosotan harga minyak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News