JAKARTA. PT Intiland Development Tbk berniat memperbesar lini bisnis kawasan industri. Perusahaan berkode saham DILD ini akan menambah konsesi lahan industri yang berlokasi di sebelah timur Surabaya. General Manager Ngoro Industrial Park (NIP), Wihadi Hosen, menyebutkan perusahaan akan mengakuisisi lahan seluas 200 hektare (ha) di Mojokerto, Jawa Timur. Lokasi ini berdekatan dengan kawasan industri milik Intiland, yaitu Ngoro Industrial Park (NIP). "Kami akan mengakuisisi lahan itu dalam waktu dua tahun hingga 2014 mendatang," ujar Wihadi, akhir pekan lalu. Total luas lahan industri di NIP saat ini tercatat mencapai 440 ha. Dengan adanya tambahan lahan baru ini, luas luas kawasan industri DILD menjadi 640 ha.
Intiland memang sedang mengembangkan NIP tahap kedua seluas 225 ha. Wihadi bilang, sudah ada lima investor yang tertarik menyewa lahan untuk pendirian pabrik. Namun, ia masih enggan membeberkan identitas para calon penyewa itu. Sejak beroperasi pada 2002 lalu, NIP sudah bisa merangkul 78 investor di kawasan tersebut. Mayoritas berasal dari Taiwan, Korea Selatan, dan Jepang. Tahun lalu, ada tiga investor baru yang resmi bekerjasama. Siapkan Rp 40 Miliar Untuk melancarkan aksi akuisisi lahan industri itu, DILD sudah menyiapkan dana hingga Rp 40 miliar. "Semua dari kas internal," kata Executive Director Capital & Invesment Management Intiland, Archied Noto Pradono. Berdasarkan laporan keuangan DILD, per akhir Desember 2012, posisi kas dan setara kas perusahaan tercatat sebesar Rp 221,76 miliar.Dana akuisisi ini diambil dari anggaran belanja modal alias capex perusahaan tahun 2013. Sekedar informasi, tahun ini, DILD mengalokasi belanja modal senilai Rp 1,8 triliun. Selain untuk akuisisi dan pengembangan NIP, dana itu akan digunakan untuk menyelesaikan proyek mixed use South Quanter di TB Simatupang, Jakarta. Selain itu, untuk pengembangan 1Park Avenue, dan pengembangan jaringan hotel Whiz Hotel. Manajemen intiland memproyeksikan, pendapatan tahun ini bisa naik hingga 30% menjadi Rp 1,63 triliun. Dari kawasan industri, perusahaan memperkirakan bisa mengantongi fulus sekitar Rp 240 miliar. Nah, mulai Januari 2013 ini, harga jual tanah di kawasan NIP akan naik menjadi Rp 900.000 per meter persegi (m²). Tahun lalu, harga jual lahan masih di kisaran Rp 500.000 per m² hingga Rp 700.000 per m².
Wihadi mengklaim, kawasan NIP menarik bagi investor. Pasalnya, di daerah Jawa Timur, jumlah lokasi kawasan industri masih terbatas. Hanya ada tiga kawasan industri yang tersedia, yakni Gresik, Ngoro, dan Pasuruan. Sementara, prospek bisnis di kota pahlawan ini positif. Intiland memiliki beberapa lini usaha yang menopang kinerja setiap tahunnya. Sektor-sektor itu antara lain perumahan, apartemen, perkantoran, kawasan industri, sarana olahraga, dan hotel. Penjualan di sektor housing masih mendominasi pendapatan DILD tahun lalu. Sepanjang 2012, pendapatan dari penjualan rumah tercatat sebesar Rp 550,45 miliar. Selanjutnya, penjualan apartemen, nilainya sebesar Rp 454,92 miliar, dan dari hasil sewa perkantoran senilai Rp 80,98 miliar. Kawasan industri menyumbang sekitar Rp 76,37 miliar, sarana olahraga sebesar Rp 34,73 miliar, dan hotel sebesar Rp 19,43 miliar. Adapun sebesar Rp 45,13 miliar lainnya diperoleh dari lini bisnis lainnya, seperti rumah sakit dan lapangan golf. n Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Amailia Putri